Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau segera membangun bunker radioterapi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad, yang akan menjadi salah satu layanan unggulan kesehatan bagi pasien rujukan di Riau dan sekitarnya.
Radioterapi adalah teknik pengobatan yang menggunakan radiasi berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker di dalam tubuh pasien. Radioterapi biasanya diberikan setiap hari (5 kali dalam 1 minggu) dengan total 20-35 kali tergantung jenis kanker dan tujuan pengobatannya.
"Karena itu, setelah Riau menjadi bagian dari 14 RSUD di Indonesia yang ditunjuk pemerintah untuk dibangun bunker radioterapi itu, Pemrov Riau segera melakukan berbagai persiapan yang dibutuhkan," kata Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau SF Hariyanto dalam keterangannya di Pekanbaru, Kamis.
Ia mengatakan pentingnya keberadaan bunker radioterapi itu terkait banyaknya pasien kanker di Riau yang berobat ke Jakarta, bahkan Pemrov Riau harus mengalokasikan anggaran untuk membantu biaya keberangkatan berobat pasien kanker ke luar provinsi, khususnya warga tidak mampu.
Karena itu, katanya, dengan adanya bunker radioterapi di RSUD AA, pasien kanker tidak perlu lagi berobat ke Jakarta.
"Pemprov Riau akan melakukan berbagai persiapan sarana dan prasarana pendukung terutama kesiapan pengadaan dokter onkologi radiasi, fisikawan medik dan terapisnya, serta ketersediaan listrik, karena membutuhkan tenaga listrik yang besar," katanya.
Ia menjelaskan kanker merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia. Sementara berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Kementerian Kesehatan tahun 2013, secara nasional prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di Indonesia sebesar 1,4 persen (Provinsi Bali 2 persen) atau diperkirakan sekitar 347.792 orang.
Angka tersebut mengalami kenaikan di tahun 2018, dimana prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di Indonesia sebesar 1,8 persen (naik 0,4 persen) dan Provinsi Bali khususnya sebesar 2,3 persen (naik 0,3 persen).
Hingga saat ini, terdapat beberapa teknik pengobatan yang digunakan untuk terapi kanker, yaitu operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Meskipun demikian, berdasarkan data Badan Internasional Penelitian untuk Kanker dari WHO, 50 persen pasien yang didiagnosis menderita kanker di seluruh dunia membutuhkan radioterapi.
"Kami berharap semoga nantinya pembangunan bunker radioterapi ini bisa dilakukan oleh tenaga ahli supaya pembangunan bunker radioterapi ini tidak bermasalah," katanya.
Sebelumnya Direktur Jendral Pelayanan Kesehatan (Dirjen Yankes) Abdul Kadir dalam rakor virtual mensosialisasikan tentang pelayanan kanker serta meminta kesiapan kepada pemerintah daerah untuk pembangunan bunker radioterapi Ada 14 rumah sakit daerah yang terpilih untuk dibangunkan bunker radioterapi tersebut.
"Salah satunya Riau ditunjuk, artinya sudah dinilai layak untuk dibangun bunker radioterapi tersebut, tergantung lagi kesiapan daerah," katanya.
Radioterapi adalah teknik pengobatan yang menggunakan radiasi berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker di dalam tubuh pasien. Radioterapi biasanya diberikan setiap hari (5 kali dalam 1 minggu) dengan total 20-35 kali tergantung jenis kanker dan tujuan pengobatannya.
"Karena itu, setelah Riau menjadi bagian dari 14 RSUD di Indonesia yang ditunjuk pemerintah untuk dibangun bunker radioterapi itu, Pemrov Riau segera melakukan berbagai persiapan yang dibutuhkan," kata Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau SF Hariyanto dalam keterangannya di Pekanbaru, Kamis.
Ia mengatakan pentingnya keberadaan bunker radioterapi itu terkait banyaknya pasien kanker di Riau yang berobat ke Jakarta, bahkan Pemrov Riau harus mengalokasikan anggaran untuk membantu biaya keberangkatan berobat pasien kanker ke luar provinsi, khususnya warga tidak mampu.
Karena itu, katanya, dengan adanya bunker radioterapi di RSUD AA, pasien kanker tidak perlu lagi berobat ke Jakarta.
"Pemprov Riau akan melakukan berbagai persiapan sarana dan prasarana pendukung terutama kesiapan pengadaan dokter onkologi radiasi, fisikawan medik dan terapisnya, serta ketersediaan listrik, karena membutuhkan tenaga listrik yang besar," katanya.
Ia menjelaskan kanker merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia. Sementara berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Kementerian Kesehatan tahun 2013, secara nasional prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di Indonesia sebesar 1,4 persen (Provinsi Bali 2 persen) atau diperkirakan sekitar 347.792 orang.
Angka tersebut mengalami kenaikan di tahun 2018, dimana prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di Indonesia sebesar 1,8 persen (naik 0,4 persen) dan Provinsi Bali khususnya sebesar 2,3 persen (naik 0,3 persen).
Hingga saat ini, terdapat beberapa teknik pengobatan yang digunakan untuk terapi kanker, yaitu operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Meskipun demikian, berdasarkan data Badan Internasional Penelitian untuk Kanker dari WHO, 50 persen pasien yang didiagnosis menderita kanker di seluruh dunia membutuhkan radioterapi.
"Kami berharap semoga nantinya pembangunan bunker radioterapi ini bisa dilakukan oleh tenaga ahli supaya pembangunan bunker radioterapi ini tidak bermasalah," katanya.
Sebelumnya Direktur Jendral Pelayanan Kesehatan (Dirjen Yankes) Abdul Kadir dalam rakor virtual mensosialisasikan tentang pelayanan kanker serta meminta kesiapan kepada pemerintah daerah untuk pembangunan bunker radioterapi Ada 14 rumah sakit daerah yang terpilih untuk dibangunkan bunker radioterapi tersebut.
"Salah satunya Riau ditunjuk, artinya sudah dinilai layak untuk dibangun bunker radioterapi tersebut, tergantung lagi kesiapan daerah," katanya.