Jakarta (ANTARA) - Tak bisa dipungkiri, belajar daring adalah solusi terbaik di tengah pandemi, meski banyak tantangan baik untuk anak maupun orang tua yang mendampingi.
Psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener, M.Psi menuturkan solusi yang bisa diupayakan orang tua dalam membantu anak menghadapi tantangan belajar daring, dikutip dari siaran resmi Zenius, Kamis.
Awasi dan bimbing secara bergantian
Semenjak belajar daring, orang tua juga mengambil peran dalam mengawasi dan mendampingi anak belajar. Menurut Samanta, penting bagi orang tua untuk mewujudkan pembelajaran yang bukan hanya seru, namun juga kontekstual.
Lebih sabar
Dalam kondisi belajar daring, anak rentan merasa jenuh sehingga orang tua perlu memberikan dukungan ekstra. Namun, orang tua juga harus tetap bersikap tegas dan membiasakan anak untuk disiplin. Penting untuk menunjukkan bahwa orang tua mampu memahami perasaan anak. Gunakan kalimat yang sifatnya membangun, serta hindari kritikan yang dapat melukai perasaan anak.
“Orang tua harus bisa menahan diri, memarahi anak dapat membuat motivasinya menurun drastis,” pesan Samanta.
Istirahat dan aktivitas menarik
Untuk menghadapi rasa jenuh dan frustrasi anak yang harus duduk berjam-jam di depan layar, ada baiknya sesekali orang tua mengajak anak untuk melakukan aktivitas yang menarik ketika sedang istirahat atau hari libur. Tentunya, sesuaikan aktivitas tersebut dengan minat anak agar anak lebih bersemangat.
Dengarkan dan tanggapi omongan anak
Terdapat dua macam motivasi belajar, yaitu motivasi belajar ekstrinsik dan intrinsik di mana semua anak memerlukan keduanya. Motivasi belajar intrinsik merujuk pada motivasi yang berasal dari dalam diri anak. Sedangkan, motivasi belajar ekstrinsik mengacu pada faktor dari luar, seperti peran orang tua.
Orang tua bisa bersikap sebagai teman pendengar bagi anak. Setelah anak belajar daring, tanyakanlah apa yang telah mereka pelajari, apa kesulitan yang mereka temui, atau hal apa yang menarik dari pembelajaran hari ini. Cobalah untuk ikut penasaran, dan benar-benar mendengarkan apa yang mereka ceritakan.
Selain itu, coba berikan pertanyaan yang sifatnya reflektif. Misalnya, mereka belajar bahwa air laut itu asin. Maka, Anda bisa coba bertanya, kenapa air laut asin? Hal ini dapat melatih rasa penasaran anak untuk terus berkembang.
Belajar rasa bermain
Dengan adanya keterbatasan konsentrasi serta kejenuhan yang dialami anak, penting untuk membuat kondisi belajar yang membuat anak merasa senang. Samanta menyarankan, ”Bagaimana memotivasi belajar anak, ya salah satunya yang bisa kita lakukan dengan memberikan pembelajaran yang fun, seperti bermain.”
Psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener, M.Psi menuturkan solusi yang bisa diupayakan orang tua dalam membantu anak menghadapi tantangan belajar daring, dikutip dari siaran resmi Zenius, Kamis.
Awasi dan bimbing secara bergantian
Semenjak belajar daring, orang tua juga mengambil peran dalam mengawasi dan mendampingi anak belajar. Menurut Samanta, penting bagi orang tua untuk mewujudkan pembelajaran yang bukan hanya seru, namun juga kontekstual.
Lebih sabar
Dalam kondisi belajar daring, anak rentan merasa jenuh sehingga orang tua perlu memberikan dukungan ekstra. Namun, orang tua juga harus tetap bersikap tegas dan membiasakan anak untuk disiplin. Penting untuk menunjukkan bahwa orang tua mampu memahami perasaan anak. Gunakan kalimat yang sifatnya membangun, serta hindari kritikan yang dapat melukai perasaan anak.
“Orang tua harus bisa menahan diri, memarahi anak dapat membuat motivasinya menurun drastis,” pesan Samanta.
Istirahat dan aktivitas menarik
Untuk menghadapi rasa jenuh dan frustrasi anak yang harus duduk berjam-jam di depan layar, ada baiknya sesekali orang tua mengajak anak untuk melakukan aktivitas yang menarik ketika sedang istirahat atau hari libur. Tentunya, sesuaikan aktivitas tersebut dengan minat anak agar anak lebih bersemangat.
Dengarkan dan tanggapi omongan anak
Terdapat dua macam motivasi belajar, yaitu motivasi belajar ekstrinsik dan intrinsik di mana semua anak memerlukan keduanya. Motivasi belajar intrinsik merujuk pada motivasi yang berasal dari dalam diri anak. Sedangkan, motivasi belajar ekstrinsik mengacu pada faktor dari luar, seperti peran orang tua.
Orang tua bisa bersikap sebagai teman pendengar bagi anak. Setelah anak belajar daring, tanyakanlah apa yang telah mereka pelajari, apa kesulitan yang mereka temui, atau hal apa yang menarik dari pembelajaran hari ini. Cobalah untuk ikut penasaran, dan benar-benar mendengarkan apa yang mereka ceritakan.
Selain itu, coba berikan pertanyaan yang sifatnya reflektif. Misalnya, mereka belajar bahwa air laut itu asin. Maka, Anda bisa coba bertanya, kenapa air laut asin? Hal ini dapat melatih rasa penasaran anak untuk terus berkembang.
Belajar rasa bermain
Dengan adanya keterbatasan konsentrasi serta kejenuhan yang dialami anak, penting untuk membuat kondisi belajar yang membuat anak merasa senang. Samanta menyarankan, ”Bagaimana memotivasi belajar anak, ya salah satunya yang bisa kita lakukan dengan memberikan pembelajaran yang fun, seperti bermain.”