Jakarta (ANTARA) - Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Mochamad Ashari membeberkan nama-nama perguruan tinggi negeri (PTN) dan program studi (prodi) yang menjadi favorit peserta didik menjadi lebih bervariasi di dalam SNMPTN 2022.

“Luar biasa, perguruan tinggi namanya berubah semuanya dan prodi menjadi sangat bervariasi karena menyebar ke seluruh Indonesia,” kata Ashari dalam Konferensi Pers Pengumuman Hasil Seleksi SNMPTN 2022 yang diikuti di Jakarta, Selasa.

Variasi yang terjadi pada SNMPT 2022 yang diumumkan pukul 15.00 WIB menyebabkan sebanyak 20 prodi dari masing-masing Saintek dan Soshum memiliki seleksi masuk yang sangat ketat.

Pada Saintek beberapa prodi yang paling diminati dan mengalami keketatan tertinggi antara lain Ilmu Keperawatan di Universitas Sultan Agung Tirtayasa (0,99 persen), Teknik Informatika di Universitas Padjajaran (1,09 persen), Ilmu Gizi di Universitas Sumatera Utara (1,16 persen), Farmasi di Universitas Diponegoro (1,32 persen) dan Ilmu Komputer di Universitas Negeri Jakarta (1,42 persen).
 

Sementara beberapa prodi terketat di Soshum antara lain Ilmu Komunikasi d Universitas Negeri Jakarta (0,94 persen), Ilmu Komunikasi di Universitas Padjajaran (1,02 persen), Ilmu Manajemen di Universitas Padjajaran (1,06 persen), Ilmu Manajemen di Universitas Negeri Jakarta (1,08 persen) dan Ilmu Manajemen di Universitas Negeri Medan (1,19 persen).

Menurutnya, variasi dalam pemilihan perguruan tinggi dan prodi itu disebabkan karena masyarakat sudah menyadari adanya sebuah perubahan yang terjadi di dalam masyarakat baik dalam segi profesi ataupun sebuah peristiwa.

Di samping itu, para peserta didik juga sudah mulai lebih memahami kemampuan diri masing-masing sehingga perguruan tinggi atau prodi yang diminati menjadi jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

“Anak-anak kita semakin menyadari bahwa ada perubahan di dalam masyarakat, perguruan tinggi juga dalam profesi. Seperti misalnya dibukanya prodi-prodi baru yang menarik seperti bisnis digital, saya rasa itu adalah upaya perguruan tinggi yang sangat penting dan patut dihargai,” ucap Ashari.

Plt. Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek Prof. Nizam menambahkan hingga kini masih banyak peserta didik yang mengambil prodi tanpa memperluas wawasan terkait jurusan yang akan diambil dan berakhir tidak betah untuk melanjutkannya.

Guna mengatasi masalah yang selalu terjadi di perguruan tinggi itu, pihaknya sudah mengusung Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di mana peserta didik dapat memperluas wawasan dengan mengambil mata kuliah di luar prodi utama mereka. Selain itu, prodi yang diambil juga boleh dilakukan lintas perguruan tinggi.

Hal itu bertujuan agar kemampuan para peserta didik bisa dilengkapi, memiliki kompetensi dalam dunia kerja juga menjadi lebih fleksibel dengan dinamika dunia kerja yang mereka akan hadapi.

"Kami sangat berharap adik-adik membuka wawasan dengan luas sebelum memilih prodi. Ruang itulah yang kita berikan sebagai jawaban atas anak-anak kita di dalam tanda petik salah memilih program studi untuk bisa lebih kompetitif,untuk lebih fleksibel dengan dunia kerja yang dinamikanya sangat tinggi tadi," ujar Nizam.
 

Pewarta : Hreeloita Dharma Shanti
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024