Manado (ANTARA) - Harga komoditas turunan kelapa yakni kopra di sentra perdagangan Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami peningkatan di bulan Maret 2022.

"Saat ini harga kopra berada dikisaran Rp15 ribu per kilogram, dari sebelumnya Rp12 ribu per kg," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan(Disperindag)  Sulut Ronny Erungan, di Manado, Jumat.

Ronny mengatakan harga ini cukup memberikan keuntungan bagi petani kelapa di Sulut karena mampu menutupi biaya yang dikeluarkan.

Dia menjelaskan pembelian perusahaan di Sulut cukup tinggi sehingga mendorong meningkatnya harga kopra.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Asim Saputra mengatakan pada bulan Februari, NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) mengalami kenaikan yang cukup tinggi, hingga mencapai 2,05 persen, dimana pada bulan Januari masih 114,75 dan menjadi 117,10 di bulan Februari. 

"Kenaikan NTPR disebabkan oleh kecepatan kenaikan indeks yang diterima petani (it) lebih besar dibandingkan indeka yang dibayar (ib)," kata Asim.

Nilai It naik 2,24 persen sementara Ib juga mengalami kenaikan, namun hanya 0,19 persen. Kenaikan It lebih dominan berasal dari kenaikan indeks tanaman perkebunan rakyat yang mencapai 2,24 persen. 

"Komoditi perkebunan yang mengalami kenaikan harga yaitu pala biji, dan kelapa," katanya.

Sementara kenaikan Ib disumbangkan oleh indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,22 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,06 persen. 

Kenaikan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) dipengaruhi oleh naiknya harga Pupuk Urea, Pisau, Gerobak, Pupuk Triple Super Phosphate/Super Phosphate (TSP/SP 36). 

Kenaikan NTPR, katanya, berbanding lurus dengan NTUP, yang naik lebih tinggi yakni 2,18 persen, dari 115,00 pada bulan Januari menjadi 117,50 di bulan Februari.
 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024