Manado (ANTARA) - Kepala Balai Karantina Pertanian Manado, Donni Muksydayan optimistis, tanaman Porang dan Stevia akan menjadi komoditas pertanian andalan Sulawesi Utara (Sulut) ke depan.
"Di Sulut saat ini sementara membangun pabrik untuk tanaman Porang yang nantinya diolah menjadi tepung," sebut Donni di Manado, Rabu.
Saat ini kapasitas butuh lahan untuk pengembangan komoditas ini seluas 1500 hektare, namun yang baru terpenuhi sekitar 200 hektare.
"Masih butuh lahan cukup luas, 200 hektare ini sudah terdaftar ke teman-teman pelaku usaha," katanya.
Selanjutnya, Stevia (alternatif pengganti gula tebu) disebut akan menjadi calon raksasa ekspor komoditas pertanian provinsi ujung utara Sulawesi tersebut.
"Kebutuhan untuk pasar global cukup besar," katanya.
Kendalanya saat ini, sebut dia, adalah upaya memperbanyak bibit di perusahaan atau investor.
"Saat ini petani yang mendaftar dan bermitra dengan perusahaan Bejana Kasih sudah 2000-an, dan target lahan yang akan ditanami seluas 120 hektare," katanya.
Kinerja ekspor komoditas pertanian Sulut mulai Januari-November tahun 2021 mencapai Rp5,2 triliun dengan total 81 komoditas.***1***
"Di Sulut saat ini sementara membangun pabrik untuk tanaman Porang yang nantinya diolah menjadi tepung," sebut Donni di Manado, Rabu.
Saat ini kapasitas butuh lahan untuk pengembangan komoditas ini seluas 1500 hektare, namun yang baru terpenuhi sekitar 200 hektare.
"Masih butuh lahan cukup luas, 200 hektare ini sudah terdaftar ke teman-teman pelaku usaha," katanya.
Selanjutnya, Stevia (alternatif pengganti gula tebu) disebut akan menjadi calon raksasa ekspor komoditas pertanian provinsi ujung utara Sulawesi tersebut.
"Kebutuhan untuk pasar global cukup besar," katanya.
Kendalanya saat ini, sebut dia, adalah upaya memperbanyak bibit di perusahaan atau investor.
"Saat ini petani yang mendaftar dan bermitra dengan perusahaan Bejana Kasih sudah 2000-an, dan target lahan yang akan ditanami seluas 120 hektare," katanya.
Kinerja ekspor komoditas pertanian Sulut mulai Januari-November tahun 2021 mencapai Rp5,2 triliun dengan total 81 komoditas.***1***