Manado (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bitung, Sulawesi Utara, meningkatkan penanganan stunting pada 2021 dengan penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai. 

"Kami meningkatan fasilitas kesehatan yang ada serta berbagai langkah pecegahan dan penanganan dalam mengatasi stunting," kata Wali Kota Bitung Maurits Mantiri di Manado, Senin.

Maurits mengatakan kegiatan pencegahan dan penanganan stunting, dimulai lewat posyandu, mengaktifkan peran lurah, kepala lingkungan dan RT, mengaktifkan peran sekolah, kerja sama lintas sektor, penggalangan CSR, mengaktifkan peran faskes serta digitalisasi sistem informasi kesehatan.

“Adapun sasaran pencegahannya adalah remaja, pasangan usia subur, wanita hamil, 1.000 HPK (hari pertama kehidupan) dan balita,” kata Maurits.

Maurits menjelaskan tujuan dan program yang dijalankan yakni, calon bayi, bayi dan balita diusahakan tidak ada yang mengalami gizi buruk, kalaupun sudah telanjur wajib teridentifikasi 100 persen, ditangani dan usahakan tidak ada yang jadi stunting.

“Kalaupun telanjur stunting harus ditangani sampai sembuh,” katanya.

Dia menjelaskan stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.

Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.

Tidak jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan. Faktanya, faktor genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan.

Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun.

 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024