Manado (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor biji pala ke Singapura dan Belanda pada akhir 2020, menyusul permintaan dari kedua negara tersebut cukup tinggi.

"Biji pala yang diekspor ke Singapura sebanyak delapan ton dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 65.300 dolar Amerika Serikat (AS)," kata Kabid Daglu Disperindag Sulut Darwin Muksin, di Manado, Senin.

Darwin mengatakan biji pala yang diekspor ke Belanda sebanyak 13 ton, dan mampu menghasilkan devisa sebesar 81.900 dolar AS.

Dia mengatakan pasar Belanda dan Singapura sudah cukup lama, sehingga harus dijaga dengan baik oleh pengekspor Sulut

Komoditi biji pala asal Sulut, katanya, sangat diminati masyarakat Asia, Eropa dan Amerika karena memiliki kualitas yang sangat baik dan diakui oleh pasar internasional.

"Pasar Asia dan Eropa merupakan pasar potensial, sehingga pelaku usaha daerah ini perlu mengoptimalkan peluang ini," katanya.

Dengan mengoptimalkan pasar tersebut akan mendukung program memperluas pasar ekspor yang jadi target pemerintah.

Selama ini angka ekspor Sulut bisa dikatakan cukup baik, hanya saja negara tujuannya masih sedikit. Perlu diperluas supaya tidak ada ketergantungan misalnya bila terjadi gejolak di satu negara tujuan ekspor, bisa dialihkan ke negara lain, sehingga industri akan tetap jalan," katanya.

Ia berharap, ke depan bisa dikembangkan komoditi ekspor dengan kandungan lokal lebih tinggi.

Selain itu, komditas yang diekspor tersebut akan diupayakan sudah diolah di Indonesia, tidak lag mengekspor bahan mentah, karena ini akan memberi nilai tambah.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024