Manado (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) kembali melakukan ekspor biji pala ke Vietnam menyusul permintaan dari negara tersebut cukup tinggi pada September 2020.

"Permintaan yang cukup tinggi akan komoditas biji pala dari Vietnam, masih dapat dipenuhi oleh pengekspor asal Sulut," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Darwin Muksin, di Manado, Kamis.

Darwin mengatakan pada akhir September telah diekspor biji pala ke Vietnam sebanyak 43,5 ton dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 149.000 dolar AS.

Pasar Vietnam masih sangat terbuka untuk pengiriman biji pala asal Sulut, katanya, karena masyarakat di sana sangat meminati pala asal Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang dan Biaro (Sitaro) ini.

"Kualitas biji pala Sitaro memiliki ciri khas tertentu yang membedakan dari pala daerah lain," kata Darwin.

Dia mengatakan pala asal Sulut dinyatakan salah satu yang terbaik di dunia, sehingga pasar Asia dan  Eropa sangat meminatinya. Selain Italia yang menjadi tujuan ekspor pala, negara Eropa lainnya adalah Belanda, Jerman, dan Inggris.

"Kami harap petani dan pengekspor dapat memanfaatkan peluang ini, dengan meningkatkan produksi dan kualitas produk," jelasnya.

Untuk masuk pasar internasional, lanjut dia, ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dan selama ini produk pala Sulut sudah mampu memenuhinya persyaratan itu sehingga kegiatan ekspor berjalan dengan baik.

Pemerintah, katanya, akan terus memfasilitasi para pengekspor Sulut dalam pengurusan Surat Keterangan Asal (SKA) dan dokumen lainnya guna kelancaran ekspor.

Juga, katanya, fasilitasi pelatihan dan pembinaan akan selalu dilakukan pemerintah agar para pengekspor Sulut semakin berkualitas.

 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024