Manado (ANTARA) -
Ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) pada triwulan II tahun 2020 tumbuh negatif 3,89 persen (year on year).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dr Ateng Hartono mengatakan dari sisi produksi, sebagian besar lapangan usaha mengalami kontraksi, dengan kontraksi terdalam terjadi pada lapangan usaha penyediaan 
Akomodasi dan makan minum sebesar - 50,28 persen. 

Dari sisi pengeluaran, kontraksi terdalam terjadi pada komponen Pengeluaran Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yakni sebesar - 8,41 persen.

Perekonomian Sulawesi Utara berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II 2020 hanya mencapai Rp30,84 triliun dan atas
dasar harga konstan 2010 sebesar Rp20,70 triliun.

Pertumbuhan ekonomi Sulut triwulan II 2020
terkontraksi 3,16 persen (q-to-q). Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan negatif pada triwulan ini utamanya dipengaruhi oleh puncak pembatasan aktivitas dalam rangka memutus rantai penyebaran COVID-19 yang jatuh pada triwulan II-2020. 

Sementara dari sisi pengeluaran, pembatasan sosial menyebabkan hampir semua komponen pengeluaran mengalami kontraksi 
kecuali Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) dan Perubahan Inventori (PI).

Secara kumulatif, ekonomi Sulawesi Utara semester I-2020 dibandingkan semester I-2019 tumbuh sebesar 0,09 persen.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024