Sulut, Sangihe (ANTARA) - Kepala dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Jopy Tungari mengajak masyarakat giat membasmi jentik nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Kami mengajak semua masyarakat untuk bersama-sama membasmi nyamuk penyebab DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan," kata Jopy Thungari di Tahuna, Jumat.
Menurut dia, saat ini sudah ada beberapa kasus demam berdarah dengue yang di rawat di rumah sakit.
"Ada empat orang menderita DBD yang sementara dalam perawatan di rumah sakit. Ini harus disikapi dengan serius oleh kita semua dengan membersihkan lingkungan," kata dia.
Cara terbaik untuk mengendalikan nyamuk aedes aegypti, kata dia, adalah menyingkirkan habitatnya dengan mengosongkan wadah air yang terbuka, sehingga nyamuk tidak dapat bertelur di dalam wadah-wadah terbuka tersebut.
"Membersihkan rumah dan lingkungan dari wadah terbuka tempat bersarang nyamuk merupakan cara yang tepat untuk mencegah penyebaran DBD," kata dia.
Menurut dia, slogan pencegahan demam berdarah (DBD) yang berbunyi “3M: menguras, menutup, dan mengubur” juga harus dilakukan oleh semua masyarakat. Namun, prinsip pencegahan DBD bukan cuma itu.
Cara yang paling utama kata dia, adalah dengan mengusahakan agar tidak digigit nyamuk aedes aegypti. Ini bisa dilakukan dengan menjaga lingkungan tetap bersih, juga menggunakan penangkal nyamuk agar tidak berkembang biak di rumah.
Dia mengatakan, menguras dan membersihkan bak mandi minimal seminggu sekali adalah cara pencegahan DBD yang paling utama sebab cara ini dapat memutus siklus hidup nyamuk aedes aegypti.
Selain itu kata dia, menguras dan membersihkan berbagai wadah lain di rumah yang menampung air seperti baskom, kaleng, vas atau pot bunga, ember, dan lain sebagainya yang menjadi sarang bagi nyamuk jika tidak rajin dikuras.
Dia berharap dengan menggunakan pola ini serta membersihkan lingkungan, jentik nyamuk penyebab DBD tidak dapat berkembang.
"Kami mengajak semua masyarakat untuk bersama-sama membasmi nyamuk penyebab DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan," kata Jopy Thungari di Tahuna, Jumat.
Menurut dia, saat ini sudah ada beberapa kasus demam berdarah dengue yang di rawat di rumah sakit.
"Ada empat orang menderita DBD yang sementara dalam perawatan di rumah sakit. Ini harus disikapi dengan serius oleh kita semua dengan membersihkan lingkungan," kata dia.
Cara terbaik untuk mengendalikan nyamuk aedes aegypti, kata dia, adalah menyingkirkan habitatnya dengan mengosongkan wadah air yang terbuka, sehingga nyamuk tidak dapat bertelur di dalam wadah-wadah terbuka tersebut.
"Membersihkan rumah dan lingkungan dari wadah terbuka tempat bersarang nyamuk merupakan cara yang tepat untuk mencegah penyebaran DBD," kata dia.
Menurut dia, slogan pencegahan demam berdarah (DBD) yang berbunyi “3M: menguras, menutup, dan mengubur” juga harus dilakukan oleh semua masyarakat. Namun, prinsip pencegahan DBD bukan cuma itu.
Cara yang paling utama kata dia, adalah dengan mengusahakan agar tidak digigit nyamuk aedes aegypti. Ini bisa dilakukan dengan menjaga lingkungan tetap bersih, juga menggunakan penangkal nyamuk agar tidak berkembang biak di rumah.
Dia mengatakan, menguras dan membersihkan bak mandi minimal seminggu sekali adalah cara pencegahan DBD yang paling utama sebab cara ini dapat memutus siklus hidup nyamuk aedes aegypti.
Selain itu kata dia, menguras dan membersihkan berbagai wadah lain di rumah yang menampung air seperti baskom, kaleng, vas atau pot bunga, ember, dan lain sebagainya yang menjadi sarang bagi nyamuk jika tidak rajin dikuras.
Dia berharap dengan menggunakan pola ini serta membersihkan lingkungan, jentik nyamuk penyebab DBD tidak dapat berkembang.