Manado (ANTARA) - Laba PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulawesi Utara dan Gorontalo (BSG) mengalami pertumbuhan sebesar 34,45 persen pada empat bulan pertama tahun 2025.
"Laba Bruto BSG hingga April 2025 mencapai Rp161,60 miliar atau tumbuh 34,45 persen jika dibandingkan posisi yang sama tahun lalu hanya Rp120,19 miliar," kata Dirut BSG Revino Pepah, di Manado, Sabtu, (17/5).
Dia mengatakan pertumbuhan laba ini menjadi indikator utama dari performa keuangan yang sehat dan efisien di tengah persaingan industri perbankan yang semakin ketat.
Lonjakan laba tersebut tak lepas dari pengelolaan aset dan penyaluran kredit yang produktif, serta dukungan masyarakat Sulut dan Gorontalo melalui penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Sehingga, katanya, aset BSG tumbuh 1,27 persen menjadi sebesar Rp22,05 triliun, mencerminkan kekuatan struktur keuangan Bank SulutGo.
Dirut menjelaskan pertumbuhan laba ini menunjukkan efisiensi operasional yang semakin baik, serta keberhasilan dalam menjaga kepercayaan nasabah.
"Selain peningkatan laba, sejumlah indikator keuangan lainnya juga menunjukkan tren pertumbuhan positif," katanya.
BSG, katanya, tidak hanya menghimpun dana masyarakat namun menyalurkan kredit hingga mencapai Rp16,14 triliun.
Penyaluran kredit ini, katanya, menunjukkan komitmen bank dalam mendorong pertumbuhan sektor usaha dan pembangunan daerah.
Revino menegaskan bahwa pertumbuhan laba yang signifikan ini akan menjadi fondasi kuat untuk terus memperluas akses layanan perbankan, mendorong digitalisasi, dan menjaga peran strategis dalam pembangunan ekonomi Gorontalo.
Bank SulutGo Wilayah Gorontalo optimistis dapat melanjutkan tren pertumbuhan laba hingga akhir 2025 yang mencapai Rp400 miliar.
Pengamat Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Dr Joy Tulung mengatakan untuk meningkatkan laba, BSG harus memiliki strategi yang dapat dipertimbangkan yakni diversifikasi produk dan layanan.
Mengembangkan produk perbankan baru dan meningkatkan layanan digital untuk menarik lebih banyak nasabah, efisiensi operasional yakni menekan biaya operasional melalui otomatisasi dan digitalisasi proses.
Dan peningkatan kualitas kredit dengan memperketat analisis risiko kredit untuk meminimalisir kredit macet serta memperluas jangkauan layanan ke daerah potensial yang belum terlayani, katanya.