Jakarta, (AntaraSulut) - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menegaskan tenaga nuklir tidak akan masuk dalam kebijakan energi pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
"Teknologi yang tidak disetujui Prabowo adalah tenaga nuklir," kata Hasyim di Jakarta, Rabu.
Berkaca dari peristiwa di Fukusima, ia mengatakan orang-orang Jepang yang terkenal sangat teliti dan ulet saja masih mengalami masalah dengan reaktor nuklirnya.
yang paling tidak bisa memelihara fisik bangunan".
Karena itu, menurut dia, untuk saat ini Partai Gerindra menolak penggunaan tenaga nuklir untuk energi.
Sumber-sumber energi lain yang akan dikembangkan pasangan calon capres dan cawapres Prabowo-Hatta, menurut dia, yakni tenaga panas bumi atau geotermal, tenaga surya, dan tenaga angin.
"Ini yang jadi fokus Gerindra. Perlu gerakan semua sumber daya mulai dari geotermal, etanol dari pohon aren dan pohon-pohon lainnya juga," ujar Hasyim.
Teknologi lain yang juga dilirik oleh Gerindra, menurut dia, teknologi fraking yang sudah digunakan Amerika Serikat beberapa tahun terakhir.
"Lima tahun lalu North Dakota tidak memproduksi minyak, tapi dengan teknologi fraking negara bagian ini memproduksi 700.000 barel minyak per hari, hampir menyamai produksi Indonesia per hari," katanya.
Teknologi fraking, lanjutnya, memang kontroversial, banyak pro dan kontra dikalangan para ahli. Dan ini banyak ditentang pemerhati lingkungan karena dianggap berbahaya, namun teknologi ini perlu juga dikaji untuk mengembalikan sumur-sumur minyak dan gas tua yang sudah tidak berproduksi.
Pilpres 9 Juli akan diikuti dua pasangan capres dan cawapres yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa serta Joko Widodo-Jusuf Kalla.