Jakarta (ANTARA) - Rupiah pagi ini bergerak melemah dua poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.945 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.943 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Senin, mengatakan, nilai tukar rupiah masih berpotensi tertekan terhadap dolar AS hari ini karena sentimen resesi dan Federal Reserve (Fed).
"Yield obligasi AS terlihat menurun drastis, yang artinya banyak pelaku pasar membeli obligasi AS beberapa hari belakangan ini untuk mengamankan nilai aset mereka," ujar Ariston.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sudah bergerak di bawah 3 persen yaitu di kisaran 2,88 persen.
Menurut Ariston, isu resesi menjadi penyebab beralihnya investasi pelaku pasar keuangan ke obligasi AS. Harga aset berisiko termasuk rupiah pun berpotensi dalam tekanan.
"Di tengah kebijakan pengetatan moneter bank sentral dunia ditambah inflasi yang tinggi, risiko resesi meningkat," kata Ariston.
"
Berita Terkait
Kurs rupiah melemah menjadi Rp15.771/dolar AS
Selasa, 5 Maret 2024 16:11 Wib
Neraca perdagangan Sulut surplus 59,11 juta Dolar AS
Senin, 15 Januari 2024 19:51 Wib
Kurs rupiah melemah sampai Rp15.550 per dolar AS
Rabu, 10 Januari 2024 11:26 Wib
Kurs rupiah menguat atas dolar AS
Rabu, 6 Desember 2023 9:43 Wib
Mata rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS
Rabu, 29 November 2023 10:59 Wib
Analis pasar mata uang sebut rupiah menguat
Rabu, 15 November 2023 9:52 Wib
Mata rupiah mulai menguat
Senin, 6 November 2023 10:11 Wib
Rupiah lebih baik dibanding sejumlah mata uang negara di Asia
Jumat, 20 Oktober 2023 16:17 Wib