Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia gencar menarik investor dalam Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) 2022 yang digelar di Davos, Swiss, dengan menyampaikan berbagai potensi yang dimiliki di Tanah Air.
"Pemerintah senantiasa memberikan dukungan bagi para investor agar setiap investasi yang masuk ke Indonesia harus win-win," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Pertemuan tahunan WEF dimanfaatkan oleh Pemerintah Indonesia untuk melakukan diskusi dengan para perwakilan ekonomi dunia dan investor-investor potensial.
Sejumlah isu dipaparkan dalam forum tersebut, antara lain terkait upaya penumbuhan ekonomi Indonesia, green energy, pengendalian pandemi COVID-19, dan upaya pemulihan ekonomi nasional.
Ekonomi Indonesia tumbuh mencapai 5,01 persen pada triwulan I 2002. Pada periode yang sama, sektor industri manufaktur tumbuh lebih tinggi yakni sebesar 5,47 persen, meskipun di tengah situasi ekonomi global yang tidak menentu akibat pandemi COVID-19.
Pertumbuhan industri manufaktur pada triwulan I 2022 didukung oleh kebijakan hilirisasi yang dilakukan pemerintah, sehingga peningkatan manufacturing value added (MVA) berjalan dengan baik.
"Sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia terus meningkatkan manufacturing value added (MVA) untuk basis produksi manufakturnya," kata Agus Gumiwang dalam pembukaan Paviliun Indonesia di WEF 2022, Davos, Swiss, Senin (23/5/2022) waktu setempat.
Kebijakan tersebut juga berdampak positif bagi investor yang menanamkan modalnya di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Menperin juga menyampaikan peluang investasi baru dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang besar untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik.
Hal ini sejalan dengan fokus pembahasan di WEF mengenai isu energi baru dan terbarukan (EBT) yang sesuai dengan misi dalam presidensi G20 tahun 2022. Dalam gelaran WEF 2022, Menperin terus melakukan pertemuan dengan berbagai perusahaan otomotif agar menaruh investasi industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.
"Pemerintah sangat yakin bahwa investasi mobil listrik di Indonesia akan sangat baik. Tidak hanya bicara mengenai bahan baku atau raw material, soal nikel dan turunannya tapi juga potensi market-nya. Sehingga Pemerintah RI akan terus membantu dan memastikan agar investasi di sektor ini dapat berhasil," ujar Menperin.
Dalam agenda lain, Menperin hadir dalam pertemuan dengan perusahaan semikonduktor, software, dan penyedia teknologi wireless asal Amerika Serikat, Qualcomm.
Kepada Chief Executive Officer Qualcomm Cristiano Amon, Menperin menyampaikan peluang investasi untuk mendukung akselerasi digitalisasi di industri otomotif, yang memungkinkan keterlibatan industri kecil dalam rantai industri tersebut.
Selain itu, di masa pandemi, terjadi peningkatan penetrasi internet di Indonesia yang sangat masif, sehingga membuat potensi pengembangan produk-produk penunjang konektivitas menjadi sangat mutlak.
"Karena itu, kami mengajak Qualcomm agar turut serta berperan aktif dalam proses ini," ujar Menperin.
Ia juga menyampaikan saat ini Kemenperin sedang membangun ekosistem atau produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) seperti laptop dan tablet.
Dalam upaya tersebut, dibutuhkan perusahaan yang mampu memasok chip yang merupakan salah satu komponen dalam produk. Oleh sebab itu, Menperin mengajak agar Qualcomm sebagai salah satu pemimpin dalam produksi chip untuk mengambil bagian dalam upaya ini.
"Kelangkaan chip belakangan ini menunjukkan bahwa dunia semakin mengalami percepatan menjadi semakin terdigitalisasi. Karena itu, dalam membangun dunia digital yang lebih maju, diperlukan dukungan investasi," papar Agus.
Menteri Agus menambahkan selain itu Kemenperin juga sedang membangun Indonesia Manufacturing Center yang akan menjadi pusat pengembangan teknologi manufaktur terbaru untuk Indonesia.
"Lewat pertemuan tersebut, kami mengharapkan Qualcomm dapat memberikan asistensi dalam pengembangan Indonesia Manufacturing Center," pungkasnya.