Jakarta (ANTARA) - Spesialis gizi klinik dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) dr. Cindy J. Pudjiadi, SpGK, mengatakan konsumsi serat yang cukup dapat menjaga kadar kolesterol dan gula darah, sekaligus mengoptimalkan saluran pencernaan.
Cindy yang meraih gelar spesialis dari Universitas Indonesia itu memaparkan, ada dua jenis serat pangan yakni serat larut dan serat tidak larut.
"Serat larut memiliki manfaat untuk membantu menjaga kadar lemak darah terutama kolesterol serum low-density lipoprotein (LDL) atau lemak jahat, dan membantu menjaga kadar gula darah," kata Cindy dalam sebuah acara virtual pada Selasa.
Cindy juga mengatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama satu bulan, orang-orang yang mengganti makan pagi dan makan malam dengan suplemen nutrisi kaya serat merasakan beberapa dampak positif terhadap kesehatannya.
Orang-orang tersebut, kata Cindy, mengalami perbaikan dalam indeks massa tubuh (BMI) terutama di persentase lemak tubuh.
"Mereka mengalami penurunan lemak tubuh. Lemak tubuh ini meningkatkan risiko segala macam penyakit. Jadi kalau lemak tubuh turun, maka risiko penyakit akan berkurang," ujar Cindy.
"Juga, terjadi perbaikan kadar kolesterol, perbaikan kadar gula darah, rasa nyaman di perut, terjadi penurunan berat badan, dan buang air besarnya lancar," lanjut dia.
Serat sebenarnya dapat diperoleh dari berbagai jenis makanan seperti sayuran dan buah-buahan. Namun sayangnya, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, sebanyak 95,5 persen masyarakat Indonesia masih kurang mengonsumsi serat.
Menurut Cindy, hal tersebut bisa terjadi karena padatnya kegiatan sehari-hari sehingga orang tidak begitu memperhatikan kandungan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.
"Kalau kita sibuk, sayur itu terlupakan. Pokoknya yang penting makan nasi dan lauk. Sehingga, asupan serat bagi sebagian besar orang menjadi sangat kurang. Padahal, kita membutuhkan serat 25-30 gram per hari," imbuh Cindy.
Untuk mengejar asupan serat harian yang cukup di tengah kesibukan, Cindy mengatakan hal tersebut bisa dengan mengonsumsi produk nutrisi yang kaya serat saat sarapan dan makan malam.
"Ada beberapa dari pasien saya yang kebetulan hobi makan. Jadi saya aturkan pola makannya supaya gizinya tetap seimbang, didukung olahraga yang teratur. Waktu makan paginya, diganti dengan segelas produk nutrisi kaya serat dan makan malamnya juga demikian," ujarnya.
Berita Terkait
Menteri Desa alokasikan 20 persen dana desa untuk ketahanan pangan
Senin, 25 November 2024 7:19 Wib
Pemerintah siapkan aturan baru penyaluran pupuk subsidi
Sabtu, 16 November 2024 19:37 Wib
Zulkifli Hasan: Wujudkan swasembada pangan kuncinya kerja kolektif semua pemda
Sabtu, 16 November 2024 19:35 Wib
Erick: BUMN dan Badan Gizi berkolaborasi demi akselerasi swasembada pangan RI
Rabu, 13 November 2024 12:34 Wib
Karantina lakukan pemeriksaan mutu pangan anggur impor di Sulawesi Utara
Sabtu, 2 November 2024 11:07 Wib
Dewan Keamanan PBB kecam Israel yang melarang UNRWA
Rabu, 30 Oktober 2024 8:13 Wib
Mentan Andi Sulaiman paparkan konsep swasembada saat Retreat Kabinet di Magelang
Minggu, 27 Oktober 2024 19:15 Wib
Program SAE Lapas Ulu Siau dukung ketahanan pangan
Jumat, 25 Oktober 2024 13:11 Wib