Jakarta (ANTARA) - Komisi Yudisial (KY) RI menekankan pentingnya panitia seleksi untuk memeriksa kesehatan jasmani dan rohani setiap calon hakim ad hoc tindak pidana korupsi (tipikor) pada Mahkamah Agung (MA).
"Artinya, dari sisi kejiwaan juga harus diperiksa," kata Ketua Bidang Rekrutmen Hakim KY Siti Nurdjanah pada diskusi bertajuk Mencari Sosok Hakim Ad Hoc Tipikor yang Berintegritas di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, hal tersebut sangat penting agar calon hakim yang lolos betul-betul sehat secara jasmani maupun rohani.
Siti mengungkapkan bahwa seleksi calon hakim ad hoc tipikor pada MA yang dilakukan KY sebelumnya, terdapat peserta yang gagal pada tahap kesehatan meskipun memperoleh nilai integritas dan kualitas yang bagus.
"Ternyata peserta ini punya masalah kesehatan. Dia tidak bisa menerima tekanan-tekanan," ujarnya.
Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan oleh rumah sakit, calon hakim tersebut diketahui juga mengidap penyakit kronis sehingga dinyatakan gagal.
Untuk mendapatkan hakim ad hoc tipikor pada MA yang berintegritas, kata dia, seleksi sangat menentukan, terutama dalam menelusuri rekam jejak masing-masing calon.
Sementara itu, Deputi Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia (TII) Wawan Suyatmiko berharap seleksi calon hakim ad hoc tipikor pada MA betul-betul menjaring calon hakim yang berintegritas.
Masyarakat sipil, lanjut dia, sengaja berkumpul dan mengadakan diskusi mengenai apa saja yang bisa dilakukan dalam hal seleksi calon hakim ad hoc tipikor pada lingkungan MA.
"Ini sebagai bentuk partisipasi publik untuk mencari sosok hakim tipikor yang berintegritas," ujar dia.