Umat Katholik Beijing misa Jumat Agung di halaman Katedral
Beijing (ANTARA) - Sedikitnya 200 umat Katholik mengikuti misa Jumat Agung di halaman samping Katedral Immaculata Konsepsi di Beijing, China.
"Memang tidak seperti biasanya, misa Jumat Agung kemarin (2/4) digelar di halaman luar. Mungkin karena masih dalam situasi pandemi," kata seorang warga negara Indonesia yang mengikuti misa di gereja Katholik di Distrik Xuanwumen, Beijing, itu kepada ANTARA, Sabtu.
Menurut pria yang tidak bersedia disebutkan namanya tersebut, misa tetap berjalan secara hidmat meskipun digelar di luar salah satu gereja Katholik terbesar di Beijing yang dibangun sejak tahun 1605 tersebut.
"Ritual seperti biasa, hanya saja pihak gereja tidak mengizinkan umat mencium salib. Jadi, cukup menunduk saja," ujar WNI yang sudah 25 tahun tinggal di Beijing itu.
Rangkaian ritual diawali dengan jalan salib mulai pukul 15.00 waktu setempat (14.00 WIB).
Dilanjutkan dengan penghormatan salib, lalu doa umat yang dipimpin oleh pastor yang diakhiri dengan sakramen komuni.
Umat Katholik yang kebanyakan penduduk lokal itu tetap bertahan sampai rangkaian ritual Jumat Agung berakhir pada pukul 18.00 waktu setempat (17.00 WIB).
Misa tersebut merupakan ritual pertama kali bagi umat Katholik di Beijing karena pada Natal tahun lalu tidak diadakan misa seiring dengan penutupan rumah-rumah ibadah, termasuk gereja, untuk menghindari meluasnya wabah COVID-19.
"Oh iya, misa Jumat Agung kemarin hanya digelar dalam bahasa Mandarin. Pada tahun-tahun sebelumnya ada bahasa Inggrisnya karena ada banyak orang asing," kata WNI tadi.
"Memang tidak seperti biasanya, misa Jumat Agung kemarin (2/4) digelar di halaman luar. Mungkin karena masih dalam situasi pandemi," kata seorang warga negara Indonesia yang mengikuti misa di gereja Katholik di Distrik Xuanwumen, Beijing, itu kepada ANTARA, Sabtu.
Menurut pria yang tidak bersedia disebutkan namanya tersebut, misa tetap berjalan secara hidmat meskipun digelar di luar salah satu gereja Katholik terbesar di Beijing yang dibangun sejak tahun 1605 tersebut.
"Ritual seperti biasa, hanya saja pihak gereja tidak mengizinkan umat mencium salib. Jadi, cukup menunduk saja," ujar WNI yang sudah 25 tahun tinggal di Beijing itu.
Rangkaian ritual diawali dengan jalan salib mulai pukul 15.00 waktu setempat (14.00 WIB).
Dilanjutkan dengan penghormatan salib, lalu doa umat yang dipimpin oleh pastor yang diakhiri dengan sakramen komuni.
Umat Katholik yang kebanyakan penduduk lokal itu tetap bertahan sampai rangkaian ritual Jumat Agung berakhir pada pukul 18.00 waktu setempat (17.00 WIB).
Misa tersebut merupakan ritual pertama kali bagi umat Katholik di Beijing karena pada Natal tahun lalu tidak diadakan misa seiring dengan penutupan rumah-rumah ibadah, termasuk gereja, untuk menghindari meluasnya wabah COVID-19.
"Oh iya, misa Jumat Agung kemarin hanya digelar dalam bahasa Mandarin. Pada tahun-tahun sebelumnya ada bahasa Inggrisnya karena ada banyak orang asing," kata WNI tadi.