Manado (ANTARA) - Seiring berjalannya waktu apalagi memasuki new normal, toko-toko kelontong yang ada di wilayah Sulawesi Utara, seperti Tomohon dan Minahasa Utara (Minut), mulai bangkit dan omzetnya mulai mendekati normal, komunitas bold riders seperti YR15CI pun ikut mendorong kebangkitan itu dengan berbelanja di toko-toko kelontong tersebut.
Seperti kondisi ini juga dialami Toko Dominic di Watudambo, Kauditan, Kabupaten Minahasa (Minut). Penjualan di Toko Djarum Retail Partnership (DRP) ini perlahan mulai pulih.
"Sebelum adanya pandemi COVID-19, omset sehari kami berkisar Rp 10-15 juta. Tapi pada Maret hingga April menurun hingga Rp 6-8 juta. Tapi sekarang mulai naik lagi dengan rata-rata omset Rp 13-15 juta," kata pemilik toko dominic, Sarllis Mawuntu, akhir pekan lalu.
Toko Dominic di Minut (1)
Menurut Sarllis, letak tokonya memang berada di jalur ramai, karena berada di pinggir Jalan Raya Manado-Bitung. Hal itu membuat sebagian besar pembeli merupakan orang-orang yang melintas jalur tersebut.
"Sebagian besar pelanggan adalah orang-orang yang melintas. Seperti rekan-rekan komunitas motor yang sering touring. Yang paling banyak dibeli biasanya minuman dingin, snack, rokok, dan pulsa," katanya.
Lazimya toko kekinian, toko dominic sudah mulai menggunakan teknologi. Salah satunya untuk mempermudah cek stok barang, sudah menggunakan scan barcode. Dengan adanya scan barcode tersebut, ketersediaan stok selalu terpantau dan saat toko tutup, semuanya sudah terhitung.
Sementara itu, pulihnya omset penjualan juga dirasakan Toko DRP Charis, yang terletak di Jalan Opo Worang, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon.
Pengelola Toko Charis Pingkan Mongdong menjelaskan, pada awal pandemi COVID-19 Maret lalu, dampak penurunan omzet cukup terasa.
Toko Charis Tomohon (1)
"Pas awal pandemi COVID-19, omzet kami merosot drastis di angka Rp 6-8 juta perhari. Tetapi sekarang sudah sekitar Rp 15 jutaan atau mendekati omzet harian sebelum terjadinya pandemi,” ungkap Pingkan.
Toko Charis merupakan toko keluarga yang dikelola 5-6 orang secara bergantian. Mereka buka pada pukul 06.00-00.00 WITA. Puncak keramaian di toko ini terjadi setiap akhir pekan.
"Kalau warga sekitar biasanya beli barang kebutuhan pokok. Sementara orang-orang yang lewat seringnya beli minuman, snack, dan rokok," tandasnya.
Member YR15CI Kota Bitung yang tergabung dalam Bold Riders Manado sempat mampir di kedua toko ini saat touring akhir pekan lalu. Mereka menyambangi Toko Dominic dan Toko Charis untuk beristirahat sambil membeli minuman dan rokok sebelum melanjutkan perjalanan.
Toko Charis Tomohon (1)
"Kami sempat ngobrol dengan pemilik toko. Mereka bercerita sempat terkena dampak COVID-19. Tetapi saat ini kedua toko ini sudah mulai bangkit. Makanya kami turut senang, apalagi kehadiran kami juga ikut memberikan pendapatan untuk kedua toko itu," ujar Ketua YR15CI Kota Bitung, Tri Edi Wibowo Hartono.
Edi juga mengisahkan, baik Toko Dominic dan Toko Charis sudah menerapkan protokol kesehatan. Mereka menyiapkan tempat cuci tangan di depan pintu masuk dan mewajibkan pembeli menggunakan masker. ***
Seperti kondisi ini juga dialami Toko Dominic di Watudambo, Kauditan, Kabupaten Minahasa (Minut). Penjualan di Toko Djarum Retail Partnership (DRP) ini perlahan mulai pulih.
"Sebelum adanya pandemi COVID-19, omset sehari kami berkisar Rp 10-15 juta. Tapi pada Maret hingga April menurun hingga Rp 6-8 juta. Tapi sekarang mulai naik lagi dengan rata-rata omset Rp 13-15 juta," kata pemilik toko dominic, Sarllis Mawuntu, akhir pekan lalu.
Menurut Sarllis, letak tokonya memang berada di jalur ramai, karena berada di pinggir Jalan Raya Manado-Bitung. Hal itu membuat sebagian besar pembeli merupakan orang-orang yang melintas jalur tersebut.
"Sebagian besar pelanggan adalah orang-orang yang melintas. Seperti rekan-rekan komunitas motor yang sering touring. Yang paling banyak dibeli biasanya minuman dingin, snack, rokok, dan pulsa," katanya.
Lazimya toko kekinian, toko dominic sudah mulai menggunakan teknologi. Salah satunya untuk mempermudah cek stok barang, sudah menggunakan scan barcode. Dengan adanya scan barcode tersebut, ketersediaan stok selalu terpantau dan saat toko tutup, semuanya sudah terhitung.
Sementara itu, pulihnya omset penjualan juga dirasakan Toko DRP Charis, yang terletak di Jalan Opo Worang, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon.
Pengelola Toko Charis Pingkan Mongdong menjelaskan, pada awal pandemi COVID-19 Maret lalu, dampak penurunan omzet cukup terasa.
"Pas awal pandemi COVID-19, omzet kami merosot drastis di angka Rp 6-8 juta perhari. Tetapi sekarang sudah sekitar Rp 15 jutaan atau mendekati omzet harian sebelum terjadinya pandemi,” ungkap Pingkan.
Toko Charis merupakan toko keluarga yang dikelola 5-6 orang secara bergantian. Mereka buka pada pukul 06.00-00.00 WITA. Puncak keramaian di toko ini terjadi setiap akhir pekan.
"Kalau warga sekitar biasanya beli barang kebutuhan pokok. Sementara orang-orang yang lewat seringnya beli minuman, snack, dan rokok," tandasnya.
Member YR15CI Kota Bitung yang tergabung dalam Bold Riders Manado sempat mampir di kedua toko ini saat touring akhir pekan lalu. Mereka menyambangi Toko Dominic dan Toko Charis untuk beristirahat sambil membeli minuman dan rokok sebelum melanjutkan perjalanan.
"Kami sempat ngobrol dengan pemilik toko. Mereka bercerita sempat terkena dampak COVID-19. Tetapi saat ini kedua toko ini sudah mulai bangkit. Makanya kami turut senang, apalagi kehadiran kami juga ikut memberikan pendapatan untuk kedua toko itu," ujar Ketua YR15CI Kota Bitung, Tri Edi Wibowo Hartono.
Edi juga mengisahkan, baik Toko Dominic dan Toko Charis sudah menerapkan protokol kesehatan. Mereka menyiapkan tempat cuci tangan di depan pintu masuk dan mewajibkan pembeli menggunakan masker. ***