Jakarta (ANTARA) - Perayaan tradisional untuk menghormati arwah leluhur di China atau Qingming yang jatuh pada Sabtu (4/4) menjadi Hari Berkabung Nasional untuk para pejuang pemberantasan wabah COVID-19 dan pasien.
Dewan Negara China di Beijing, Jumat, mengumumkan bahwa dalam peringatan itu akan dikibarkan bendera setengah tiang di seluruh wilayah Daratan, kedutaan dan konsulat jenderal China di berbagai negara.
Semua tempat rekreasi di seluruh pelosok China juga ditutup sementara selama peringatan tersebut, demikian pengumuman Dewan Negara yang diperoleh ANTARA.
Masyarakat akan mengheningkan cipta selama 3 menit pada Sabtu (4/4) pukul 10.00 waktu setempat (09.00 WIB). Pada saat bersamaan akan terbang pesawat tempur di udara dan dibunyikan pula klakson mobil, kereta api, dan kapal.
Hingga Kamis (3/4) di China terdapat 81.620 kasus positif COVID-19 dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 3.322 orang.
Sementara itu, 14 dokter dan petugas kesehatan yang berada di garda terdepan COVID-19 ditetapkan sebagai martir oleh pemerintah China.
Di antara 14 martir tersebut terdapat nama dr Li Wenliang, dokter spesialis mata di rumah sakit Wuhan, yang pertama kali mengungkapkan tanda-tanda munculnya wabah baru.
Dokter berusia 34 tahun itu meninggal dunia pada 7 Februari 2020 setelah terlibat langsung dalam menangani pasien COVID-19 di Ibu Kota Provinsi Hubei yang sebelumnya dinyatakan sebagai episentrum wabah.
Ada juga nama Wang Bing. Perempuan berusia 72 tahun itu menjadikan klinik kecilnya di Wuhan untuk merawat pasien saat semua perangkat medis sangat kewalahan. Dia meninggal dunia pada 18 Februari.
Lalu ada nama dr Zhang Kangmei (68) yang meninggal pada 14 Februari setelah memeriksa setiap orang yang demam di puskesmas di Wuhan.
Selain dokter ada juga seorang perwira polisi Wu Yong (51) yang meninggal pada 22 Maret karena kelelahan memindahkan pasien di Wuhan selama 61 hari.
Seorang petugas lingkungan perumahan Lian Jianjun (49) yang meninggal pada 4 Februari karena terinfeksi COVID-19 setelah memindahkan warganya ke rumah sakit di Wuhan.
Qingming yang kalangan Tionghoa di Indonesia menyebutnya dengan Cengbeng biasanya diisi dengan ziarah dan bersih-bersih makam para leluhur.
Dewan Negara China di Beijing, Jumat, mengumumkan bahwa dalam peringatan itu akan dikibarkan bendera setengah tiang di seluruh wilayah Daratan, kedutaan dan konsulat jenderal China di berbagai negara.
Semua tempat rekreasi di seluruh pelosok China juga ditutup sementara selama peringatan tersebut, demikian pengumuman Dewan Negara yang diperoleh ANTARA.
Masyarakat akan mengheningkan cipta selama 3 menit pada Sabtu (4/4) pukul 10.00 waktu setempat (09.00 WIB). Pada saat bersamaan akan terbang pesawat tempur di udara dan dibunyikan pula klakson mobil, kereta api, dan kapal.
Hingga Kamis (3/4) di China terdapat 81.620 kasus positif COVID-19 dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 3.322 orang.
Sementara itu, 14 dokter dan petugas kesehatan yang berada di garda terdepan COVID-19 ditetapkan sebagai martir oleh pemerintah China.
Di antara 14 martir tersebut terdapat nama dr Li Wenliang, dokter spesialis mata di rumah sakit Wuhan, yang pertama kali mengungkapkan tanda-tanda munculnya wabah baru.
Dokter berusia 34 tahun itu meninggal dunia pada 7 Februari 2020 setelah terlibat langsung dalam menangani pasien COVID-19 di Ibu Kota Provinsi Hubei yang sebelumnya dinyatakan sebagai episentrum wabah.
Ada juga nama Wang Bing. Perempuan berusia 72 tahun itu menjadikan klinik kecilnya di Wuhan untuk merawat pasien saat semua perangkat medis sangat kewalahan. Dia meninggal dunia pada 18 Februari.
Lalu ada nama dr Zhang Kangmei (68) yang meninggal pada 14 Februari setelah memeriksa setiap orang yang demam di puskesmas di Wuhan.
Selain dokter ada juga seorang perwira polisi Wu Yong (51) yang meninggal pada 22 Maret karena kelelahan memindahkan pasien di Wuhan selama 61 hari.
Seorang petugas lingkungan perumahan Lian Jianjun (49) yang meninggal pada 4 Februari karena terinfeksi COVID-19 setelah memindahkan warganya ke rumah sakit di Wuhan.
Qingming yang kalangan Tionghoa di Indonesia menyebutnya dengan Cengbeng biasanya diisi dengan ziarah dan bersih-bersih makam para leluhur.