Lebak (ANTARA) - Panen raya di sejumlah daerah di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dipastikan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi petani sehubungan harga beras di pasaran relatif baik hingga Rp10.000/kilogram.

"Kami memastikan produksi panen akhir Maret 2020 sangat menguntungkan, karena tanaman padi tidak terserang hama maupun penyakit tanaman," kata Suhari (55) seorang petani di Blok Jaura Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Senin.

Panen padi miliknya seluas dua hektare bisa menembus 14 ton gabah kering pungut (GKP) dan bisa menjual beras sebanyak tiga ton dengan harga Rp10.000/Kg.

Apabila, harga beras dipasaran Rp10.000/kilogram maka diakumulasikan dapat menghasilkan uang Rp30 juta bersih setelah dipotong biaya produksi dengan pemilik lahan.

Sebab, kebanyakan petani di sini sebagai petani penggarap dan biaya produksi untuk pembelian benih, pestisida dan pupuk terlebih dahulu ditanggung oleh pemilik lahan, namun setelah hasil panen nanti dipotong,termasuk hitungan perincian penggunaan lahan.

Diperkirakan panen raya itu sekitar 100 hektare dan dipastikan berlangsung hingga April mendatang, karena mereka petani melaksanakan jadwal tanam Januari 2020 lalu.

Panen padi di sini itu rata-rata selama tiga bulan dengan menggunakan benih bersertifikat unggul,sehingga produktivitasnya cukup tinggi serta tahan terhadap serangan hama.

"Kami merasa tenang dan lega saat panen padi, terlebih adanya pembatasan sosial untuk pencegahan penyebaran virus corona atau COVID-19," kata Suhari.

Begitu juga petani lainnya, Ade (45) seorang petani warga Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak mengaku bahwa panen diwilayahnya relatif bagus dan tidak terserang hama dibandingkan tahun sebelumnya.

Panen padi di wilayahnya itu sekitar 65 hektare dipastikan menyumbangkan ketahanan pangan juga peningkatan pendapatan ekonomi.

"Kami jika panen seluas satu hektare bisa menjual tiga ton setara beras dab menghasilkan pendapatan ekonomi Rp30 juta, karena harga beras Rp10.000/Kg," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, selama ini, usaha pertanian padi sawah di wilayahnya menjadikan andalan ekonomi dibandingkan tanaman palawija dan hortikultura.

Sebab, pertanian pangan di sini dilakukan sejak turun temurun oleh petani setempat.

Namun, saat ini kebanyakan areal persawahan sudah milik pengembang devoloper.

"Kami khawatir tiga tahun ke depan petani di sini kehilangan pekerjaan karena areal persawahan itu menjadi perumahan dan perkantoran," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Plh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Ade Fahroji mengatakan panen padi pada Maret-April di atas 20.000 hektare dan hampit di 28 kecamatan diantaranya di Kecamatan Malingping, Rangkasbitung, Cimarga, Kalanganyar, Bojongmanik, Leuwidamar, Cirinten, Cipanas, Muncang Wanasalam, Cihara, Panggarangan dan Bayah.

Panen padi itu tentu dapat menyumbangkan ketahanan pangan juga peningkatan pendapatan ekonomi petani.

Apalagi, saat ini harga gabah kering giling (GKG) di pasaran cukup tinggi dengan rata-rata Rp5.500/kg.

"Jika petani panen padi dengan produksi sebanyak lima ton setara beras maka penghasilan petani Rp50 juta dengan harga Rp10.000/Kg," katanya.
 

Pewarta : Mansyur suryana
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024