Manado (ANTARA) - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sulawesi Utara (Sulut) mencananangkan program Grebek Pasar mendorong akseptor gunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

"Ini adalah pencanangan pertama, target kita ke semua pasar yang ada di Kota Manado," kata Kepala Perwakilan BKKBN Sulut Diano T Tandaju saat mengunjungi pasar Perum Paniki II, Kota Manado, Ahad.

Kenapa kita memilih pasar? Alasannya, di pasar menjadi pusat interaksi antara penjual dan pembeli termasuk di dalamnya para akseptor keluarga berencana.

Selain itu, selama ini kebanyakan interaksi program hanya dilakukan di fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada di kabupaten dan kota.

"Di tempat ini (pasar) menjadi lokasi yang tepat kita berkomunikasi sambil kita berdialog dengan akseptor apa alat kontrasepsi yang digunakan. Pada akhirnya juga kita bisa menyarankan mana alat kontrasepsi yang bisa digunakan," kata Diano.

Dia menambahkan saat berdialog dengan konsumen maupun penyedia bahan kebutuhan masyarakat di pasar Paniki II, kebanyakan menggunakan alat kontrasepsi jenis pil.

"Kita arahkan mereka gunakan MKJP dengan jangka waktu pemakaian lebih lama bisa dua atau tiga tahun dari pada menggunakan pil," ujarnya.

Beberapa alat kontrasepsi menggunakan MKJP, yaitu alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) seperti IUD atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) seperrti implan atau susuk.

Selain itu, akseptor juga bisa menggunakan metode tubektomi (untuk perempuan) dan vasektomi (untuk laki-laki).

"Kita bekerja sama dengan pemerintah kelurahan mensinergikan program ini (Grebek Pasar) agar kegiatan ini bisa dipahami masyarakat," ujarnya.

Program Grebek Pasar ini, kata Diano, juga dirangkaikan dengan konsultasi penggunaan alat kontrasepsi, layanan kesehatan serta pemeriksaan IVA gratis.

"Kami harap masyarakat memanfaatkan semaksimal mungkin program ini," ujarnya.*

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024