Manado (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara, Diano Tino Tandaju mengatakan, populasi penduduk setempat meningkat di atas dua persen.
"Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia atau SDKI tahun 2017, total fertility rate atau TFR sebesar 2,2. Kemudian pada Survei Kinerja Akuntabilitas Pemerintah atau SKAP tahun 2018 dan 2019 naik menjadi 2,34 dan 2,54," sebut Tandaju di Manado, Jumat (17/1).
Meski begitu, kata dia, kenaikan TFR di atas dua persen itu jangan langsung disamakan dengan angka populasi penduduk yang ada di Jawa.
"Dari sisi populasi penduduk Provinsi Sulut dengan yang ada di Jawa Barat misalkan sudah beda, sehingga kenaikan dua persen di Jawa Barat dan Sulut, jumlahnya akan berbeda," katanya.
Meski begitu, sebut Tandaju, kenaikan TFR tersebut tetap akan menjadi pekerjaan rumah bagi BKKBN untuk terus menekannya.
Dia menyebutkan, kecenderungan terjadinya peningkatan TFR ada korelasi dengan pemakaian alat kontrasepsi yang mulai menurun.
"Kita rebranding untuk anak-anak muda di zaman milenial ini. Anak-anak yang lahir di zaman ini jangan didoktrin dua anak cukup," sebutnya.
Paling relevan, kata dia, ketika diberikan pemahaman bahwa berencana itu keren.
"Ketika mereka merencanakan sesuatu lebih awal pasti akan memberikan dampak luar biasa. Itu yang namanya keluarga berencana, keluarga yang direncanakan," sebutnya. ***3***
"Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia atau SDKI tahun 2017, total fertility rate atau TFR sebesar 2,2. Kemudian pada Survei Kinerja Akuntabilitas Pemerintah atau SKAP tahun 2018 dan 2019 naik menjadi 2,34 dan 2,54," sebut Tandaju di Manado, Jumat (17/1).
Meski begitu, kata dia, kenaikan TFR di atas dua persen itu jangan langsung disamakan dengan angka populasi penduduk yang ada di Jawa.
"Dari sisi populasi penduduk Provinsi Sulut dengan yang ada di Jawa Barat misalkan sudah beda, sehingga kenaikan dua persen di Jawa Barat dan Sulut, jumlahnya akan berbeda," katanya.
Meski begitu, sebut Tandaju, kenaikan TFR tersebut tetap akan menjadi pekerjaan rumah bagi BKKBN untuk terus menekannya.
Dia menyebutkan, kecenderungan terjadinya peningkatan TFR ada korelasi dengan pemakaian alat kontrasepsi yang mulai menurun.
"Kita rebranding untuk anak-anak muda di zaman milenial ini. Anak-anak yang lahir di zaman ini jangan didoktrin dua anak cukup," sebutnya.
Paling relevan, kata dia, ketika diberikan pemahaman bahwa berencana itu keren.
"Ketika mereka merencanakan sesuatu lebih awal pasti akan memberikan dampak luar biasa. Itu yang namanya keluarga berencana, keluarga yang direncanakan," sebutnya. ***3***