Manado (ANTARA) - Sudah 17 tahun Agenos Tamalumu (53) mengabdikan dirinya menjadi seorang aparatur sipil negara. Karena keuletannya, Genos, sapaan akrabnya, dipercayakan sebagai Kepala Seksi Pengeluaran Kas di Badan Keuangan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe saat ini.
Belasan tahun menjadi abdi negara ini, dirinya tak pernah mengeluh gajinya dipotong untuk iuran asuransi kesehatan sejak PT. Askes (Persero) sampai dengan bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan.
Setiap bulannya, Genos bertugas memotong dan menyetor sebanyak dua persen dan tiga persen gaji ASN untuk pembayaran iuran Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Karenanya, dia paham betul berapa banyak potongan gaji ASN iuran ini.
"Saya sudah lama jadi ASN, tapi bersyukur sekali saya tidak pernah sakit dan tidak pernah memakai Kartu Indonesia Sehat untuk berobat baik di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun tingkat lanjutan," sebutnya.
Pun tidak pernah menggunakan kartu kepesertaan JKN-KIS untuk berobat, dirinya tidak pernah merasa keberatan ataupun rugi gajinya dipotong untuk membayar iuran.
"Saya sangat sangat bersyukur karena diberi kesehatan oleh Tuhan," ujarnya.
BPJS Kesehatan sebagai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional diamanahkan oleh undang-undang menjadi pengelola program JKN masyarakat Indonesia yang beragam agama, suku dan budaya mulai kota-kota besar sampai daerah terpencil sekalipun.
Iuran yang rutin dibayarkan setiap bulannya, lanjut dia, secara otomatis sudah diamalkan untuk membantu sesama anak bangsa yang memerlukan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan menggunakan JKN-KIS.
"Bagaimana dengan kita yang sehat? Ya bersyukur diberi nikmat sehat, kan lebih baik kita sehat dan tidak pernah gunakan kartu tersebut untuk berobat. Jadi apakah kartu kita mubazir? Tidak," ujarnya.
Menurut Genos, sehat itu bisa datang kapan saja, akan tetapi dilindungi jaminan kesehatan JKN-KIS ini menjadi hal yang sangat mendesak untuk seluruh masyarakat sehingga penting mendaftar jadi peserta dan tidak lupa membayar iurannya.***3***
Belasan tahun menjadi abdi negara ini, dirinya tak pernah mengeluh gajinya dipotong untuk iuran asuransi kesehatan sejak PT. Askes (Persero) sampai dengan bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan.
Setiap bulannya, Genos bertugas memotong dan menyetor sebanyak dua persen dan tiga persen gaji ASN untuk pembayaran iuran Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Karenanya, dia paham betul berapa banyak potongan gaji ASN iuran ini.
"Saya sudah lama jadi ASN, tapi bersyukur sekali saya tidak pernah sakit dan tidak pernah memakai Kartu Indonesia Sehat untuk berobat baik di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun tingkat lanjutan," sebutnya.
Pun tidak pernah menggunakan kartu kepesertaan JKN-KIS untuk berobat, dirinya tidak pernah merasa keberatan ataupun rugi gajinya dipotong untuk membayar iuran.
"Saya sangat sangat bersyukur karena diberi kesehatan oleh Tuhan," ujarnya.
BPJS Kesehatan sebagai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional diamanahkan oleh undang-undang menjadi pengelola program JKN masyarakat Indonesia yang beragam agama, suku dan budaya mulai kota-kota besar sampai daerah terpencil sekalipun.
Iuran yang rutin dibayarkan setiap bulannya, lanjut dia, secara otomatis sudah diamalkan untuk membantu sesama anak bangsa yang memerlukan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan menggunakan JKN-KIS.
"Bagaimana dengan kita yang sehat? Ya bersyukur diberi nikmat sehat, kan lebih baik kita sehat dan tidak pernah gunakan kartu tersebut untuk berobat. Jadi apakah kartu kita mubazir? Tidak," ujarnya.
Menurut Genos, sehat itu bisa datang kapan saja, akan tetapi dilindungi jaminan kesehatan JKN-KIS ini menjadi hal yang sangat mendesak untuk seluruh masyarakat sehingga penting mendaftar jadi peserta dan tidak lupa membayar iurannya.***3***