Ternate (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Maluku Utara (Malut) intensif melakukan sosialisasi dan tes urine kepada anggota DPRD Halmahera Utara dan Morotai guna mencegah peredaran narkoba di lembaga tersebut.
"Dengan kegiatan orientasi DPRD Kabupaten dan Kota masa jabatan 2019-2024 Angkatan IV se-Provinsi Malut ini, mengakomodir seluruh anggota DPRD untuk menjalani tes urine," kata Kabid P2M BNNP Malut Drs Hairuddin Umaternate di Ternate, Senin.
Kegiatan yang bertemakan "Melalui orientasi kita tingkatkan wawasan dan kompetensi anggota DPRD dalam pelaksanaan tugas pemerintah daerah menghadirkan anggota 20 Anggota DPRD Kabupaten Halmahera Utara dan 15 anggota DPRD Kabupaten Pulau Morotai.
Dirinya memaparkan sejumlah permasalahan mengapa Indonesia menjadi tempat potensial untuk pemasaran Narkoba ini, dikarenakan harga Narkoba menjadi sangat tinggi, semisal 1 gram Narkoba di China hanya Rp20 ribu, masuk Indonesia Rp1,5 juta masuk lagi ke Ternate Rp3,5 juta , masuk lagi ke Halmahera Rp3,8 juta.
Hal ini terjadi karena masih banyaknya permintaan dari pasar sehingga jumlah prevalensi penyalahguna Narkoba mencapai 13.181 orang.
Menurut Hairuddin, fungsi legislasi DPRD dalam membuat Perda, menetapkan Anggaran serta fungsi pengawasan dapat membantu pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di wilayahnya.
"Untuk itu langkah konkret yang dapat dilaksanakan para wakil rakyat ini antara lain para anggota dewan membentuk relawan anti narkoba, melakukan tes urine untuk jajaran aparat di lingkungan kerjanya secara periodik dan membuat Perda tentang pencegahan narkoba di kabupaten Halmahera Utara dan Kabupaten Pulau Morotai," Kata Hairuddin
Dalam sesi diskusi dengan peserta, Julius Dahagilaha dari Fraksi Demokrat DPRD Halmahera Utara menyampaikan permasalahan maraknya penyalahgunaan lem (inhalan) di Galela Kabupaten Halut.
Selain itu Samsul Bahri Umar dari Fraksi Golkar juga meminta agar pemantauan jaringan lebih diperketat terutama pada kalangan anak muda di Galela dan juga aspek penindakan diperkuat.
Bahkan, dia menyampaikan peredaran narkoba di Morotai terutama sabu cukup marak dan membutuhkan perhatian BNN.
Usai sosialisasi tim medis BNNP Malut yang dipimpin Kepala seksi Pemberdayaan Masyarakat bidang P2M melakukan tes urine kepada ke-32 peserta dan hasilnya secara keseluruhan dinyatakan negatif.
"Dengan kegiatan orientasi DPRD Kabupaten dan Kota masa jabatan 2019-2024 Angkatan IV se-Provinsi Malut ini, mengakomodir seluruh anggota DPRD untuk menjalani tes urine," kata Kabid P2M BNNP Malut Drs Hairuddin Umaternate di Ternate, Senin.
Kegiatan yang bertemakan "Melalui orientasi kita tingkatkan wawasan dan kompetensi anggota DPRD dalam pelaksanaan tugas pemerintah daerah menghadirkan anggota 20 Anggota DPRD Kabupaten Halmahera Utara dan 15 anggota DPRD Kabupaten Pulau Morotai.
Dirinya memaparkan sejumlah permasalahan mengapa Indonesia menjadi tempat potensial untuk pemasaran Narkoba ini, dikarenakan harga Narkoba menjadi sangat tinggi, semisal 1 gram Narkoba di China hanya Rp20 ribu, masuk Indonesia Rp1,5 juta masuk lagi ke Ternate Rp3,5 juta , masuk lagi ke Halmahera Rp3,8 juta.
Hal ini terjadi karena masih banyaknya permintaan dari pasar sehingga jumlah prevalensi penyalahguna Narkoba mencapai 13.181 orang.
Menurut Hairuddin, fungsi legislasi DPRD dalam membuat Perda, menetapkan Anggaran serta fungsi pengawasan dapat membantu pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di wilayahnya.
"Untuk itu langkah konkret yang dapat dilaksanakan para wakil rakyat ini antara lain para anggota dewan membentuk relawan anti narkoba, melakukan tes urine untuk jajaran aparat di lingkungan kerjanya secara periodik dan membuat Perda tentang pencegahan narkoba di kabupaten Halmahera Utara dan Kabupaten Pulau Morotai," Kata Hairuddin
Dalam sesi diskusi dengan peserta, Julius Dahagilaha dari Fraksi Demokrat DPRD Halmahera Utara menyampaikan permasalahan maraknya penyalahgunaan lem (inhalan) di Galela Kabupaten Halut.
Selain itu Samsul Bahri Umar dari Fraksi Golkar juga meminta agar pemantauan jaringan lebih diperketat terutama pada kalangan anak muda di Galela dan juga aspek penindakan diperkuat.
Bahkan, dia menyampaikan peredaran narkoba di Morotai terutama sabu cukup marak dan membutuhkan perhatian BNN.
Usai sosialisasi tim medis BNNP Malut yang dipimpin Kepala seksi Pemberdayaan Masyarakat bidang P2M melakukan tes urine kepada ke-32 peserta dan hasilnya secara keseluruhan dinyatakan negatif.