Manado (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara berharap petani tomat memprioritaskan pemenuhan kebutuhan lokal sebelum menjual hasil panen mereka ke luar daerah.

"Jangan sampai petani hanya menjual tomat ke luar daerah, tanpa memenuhi kebutuhan masyarakat Sulut," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Jenny Karouw di Manado, Kamis.

Jenny mengatakan saat ini harga tomat naik meski secara nominal tidak terlalu tinggi karena hanya sekitar Rp15 ribu-Rp20 ribu per kilogram, namun peningkatannya terkadang sampai 300 persen.

"Hal tersebut yang memicu inflasi Manado yang naik sangat tinggi, hanya karena tomat yang kurang di pasaran," katanya.

Disperindag Sulut, katanya, yang merupakan instansi di hilir akan terus melakukan koordinasi dengan dinas terkait yang di hulu untuk membuat kebijakan agar petani tetap memprioritaskan masyarakat lokal.

Kepala Dinas (Kadis) Pertanian dan Peternakan Sulawesi Utara (Sulut), Novly Wowiling mengimbau petani tomat sayur untuk memprioritaskan pasar lokal sebelum melakukan perdagangan antarpulau untuk menjaga kestabilan harga komoditas tersebut.

Novly jelaskan bahwa saat ini petani tomat sayur  tidak hanya menjual hasil panen untuk pasar Bumi Nyiur Melambai, tetapi juga ke wilayah lain.

Petani tomat sayur, lanjut dia, kini memiliki pilihan pasar seperti ke Ternate dan Papua. Kondisi itu membuat mereka memiliki daya tawar untuk menentukan harga kepada pedagang.

Selain memfokuskan penjualan ke pasar lokal, dia menyebut telah meminta kepada para petani tomat sayur untuk melakukan perluasan tanam. Tujuannya untuk meningkatkan produksi sehingga menciptakan kestabilan harga.

Kepala Badan Pusat Statistik Sulut Dr Ateng Hartono mengatakan inflasi Sulut yang diwakili Kota Manado sebesar 1,22 persen pada Oktober 2019. Posisi itu lebih tinggi dari inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,02 persen.

Tomat dan cabai rawit menjadi penyumbang terbesar inflasi Manado pada Oktober 2019. Dua komoditas itu berkontribusi masing-masing 0,875 persen dan 0,4278 persen.
 

Pewarta : Jerusalem Mendalora

Copyright © ANTARA 2024