Manado (ANTARA) - Asosiasi Petani Kelapa Sulawesi Utara (Apeksu) berharap petani kelapa di daerah tersebut mampu memanfaatkan peluang dari pembukaan pelayaran Bitung-Davao, Filipina untuk meningkatkan ekspor.

"Banyak permintaan produk turunan kelapa dari Filipina, dan diharapkan dapat dipenuhi oleh petani di Sulut," kata Ketua Apeksu Sulut George Umpel di Manado, Kamis.

Ada ratusan, produk turunan kelapa yang bisa diolah oleh petani maupun pelaku usaha, dan diyakini bisa meningkatkan taraf hidup petani kelapa, ketimbang hanya menjual kopra saja.

Dia mengatakan pembukaan  jalur pelayaran Bitung-Davao Filipina akan mampu memberi peluang bagi petani kelapa di Sulut, agar semakin sejahtera.

"Kami mendapat info bahwa jalur perdagangan Bitung-Davao akan banyak mengekspor produk turunan kelapa dalam hal ini kopra," katanya.

George mengatakan ekspor kelapa butir dan kopra ke Filipina yang telah memanfaatkan jalur pelayaran niaga Davao-Bitung-Ho Chi Minh City, dengan menggunakan Kapal Baltic Summer berkapasitas 206 twenty-foot equivalent unit (TEU’s).

Goerge menuturkan, harga kopra saat ini adalah sekitar Rp4.500 per kilogram. Proses pembuatan kopra per kilogram  membutuhkan sekitar 5—6 kelapa.

Dia berharap, jika ekspor dalam bentuk kelapa butir benar terealisasi, harga jual yang diterima petani mencapai sekitar Rp2.500/butir.

Pengiriman kelapa butir ini diharapkan dapat mengangkat harga kelapa di Sulut karena saat ini industri pengolahan membeli kelapa dan kopra dengan harga murah lantaran jumlah bahan baku melebihi kapasitas produksi.

Pewarta : Jerusalem Mendalora

Copyright © ANTARA 2024