Manado (ANTARA) - Ekonomi Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tumbuh 5,20 persen pada triwulan III-2019 dengan kegiatan skala lokal, nasional, maupun internasional yang banyak diselenggarakan di daerah ini menjadi penyumbang tertinggi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Ateng Hartono di Manado, Selasa, mengatakan bahwa dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh sebagian besar lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha jasa lain yang tumbuh 20,66 persen.

Dia menjelaskan selain jasa lain, jasa kesehatan dan pengadaan listrik memberi kontribusi yang cukup besar untuk pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga ini. “Kalau secara q to q, ekonomi Sulut triwulan III ini tumbuh 4,90 persen," katanya.

Dari sisi produksi, katanya, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa lainnya sebesar 17,75 persen, sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh pengeluaran pembentukan modal tetap bruto yang tumbuh 17,47 persen.

Perekonomian Sulawesi Utara berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2019 mencapai Rp33,08 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp22,58 triliun.

Di satu sisi secara kumulatif hingga triwulan III tahun ini, katanya, ekonomi Sulut hanya tumbuh 5,73 persen. Dibandingkan akumulatif pada tahun 2018, ekonomi Sulut tahun ini mengalami perlambatan.

Dia mengatakan meski mengalami perlambatan, namun tetap tumbuh, dan diharapkan di akhir tahun nanti, ekonomi Sulut akan lebih meningkat karena didorong oleh perayaan Natal dan tahun Baru.

"Di saat perayaan Natal dan tahun baru, konsumsi masyarakat maupun pemerintah akan semakin tinggi," jelasnya.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024