Sulut, Tahuna (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara meminta masyarakat mewaspadai ancaman bencana banjir dan tanah longsor setelah musim kemarau.

"Memasuki musim hujan setelah kemarau panjang, masyarakat diminta waspada terhadap bencana longsor dan banjir," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sangihe, Rivo Pudihang di Tahuna, Sabtu.
 
Menurut dia, sekalipun sampai saat ini pemerintah kabupaten Sangihe belum menerima penyampaian dari BMKG tentang potensi hujan di wilayah Kabupaten Sangihe namun pemerintah harus menyampaikan peringatan kepada masyarakat.

"Sampai saat ini kondisi alam di wilayah Sangihe belum terjadi hujan yang lebat namun pemerintah harus menyampaikan kepada masyarakat agar mulai waspada terhadap ancaman bahaya banjir dan tanah longsor," jelas dia.

Kabupaten Sangihe, menurutnya merupakan salah satu daerah rawan bencana khususnya banjir dan tanah longsor sebab sudah beberapa kali terjadi bencana tersebut.

"Banjir dan tanah longsor sudah beberapa kali terjadi di Sangihe sampai menelan korban jiwa meninggal dunia sehingga harus diwaspadai oleh masyarakat," kata dia.

Selain ancaman banjir dan tanah longsor, Kabupaten Sangihe juga merupakan daerah yang memiliki gunung api yang masih aktif.

"Gunung api Awu yang ada di Sangihe masih aktif dan pernah meletus tahun 2004," ungkap dia.

Selain itu, tambahnya Kabupaten Sangihe yang merupakan daerah kepulauan dan ada di wilayah perbatasan juga sering terjadi tanah goyang.

Dia berharap masyarakat tetap waspada terhadap berbagai ancaman bencana yang setiap saat bisa terjadi di Sangihe.

"Kami berharap, kabupaten Sangihe tetap di jauhkan dari semua bencana alam," kata dia.

Pewarta : Jerusalem Mendalora

Copyright © ANTARA 2024