Sitaro (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) menayangkan secara real time aktivitas vulkanik Gunung Karangetang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, sebut Kepala Sub Bidang Mitigasi Pengamatan Gunung Berapi di Wilayah Timur, Devy Kamil Syahbana.
"Aktivitas vulkanik saat ini relatif masih terjadi guguran lava dari puncak kawah," sebut Syahbana melalui telepon selular di Manado, Selasa.
Ditayangkanya secara waktu nyata (real time) aktivitas vulkanik Gunung Karangetang melalui daring, sebut dia, akan memudahkan masyarakat melihat bagaimana kondisi salah satu gunung api aktif di Sulawesi Utara selain Gunung Soputan dan Gunung Lokon.
Data yang ditayangkan tersebut, lanjut Syahbana, dapat dijadikan pemerintah atau pengambil keputusan seperti badan penanggulangan bencana daerah menentukan langkah penanganan lebih lanjut.
"Data bisa dimutakhirkan dalam satu atau dua menit, paling lambat dalam lima menit. Siapa saja bisa mengaksesnya secara online," ujarnya.
Meski begitu, Syahbana menyadari belum semua warga di Pulau Siau (lokasi Gunung Karangetang) bisa mengakses secara online karena masih ada titik-titik yang belum bisa diakses jaringan telekomunikasi.
"Patuhilah rekomendasi-rekomendasi yang dikeluarkan oleh PVMBG," ajaknya.
Beberapa rekomendasi tersebut yaitu, masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (selatan) serta area perluasan sektoral dari kawah dua ke arah barat laut-utara sejauh empat kilometer dan dari kawah utama sejauh tiga kilometer ke arah barat.
Masyarakat di sekitar Gunung Karangetang dianjurkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
Selanjutnya, masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang meningkatkan kesiapsiagaan potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.
"Aktivitas vulkanik saat ini relatif masih terjadi guguran lava dari puncak kawah," sebut Syahbana melalui telepon selular di Manado, Selasa.
Ditayangkanya secara waktu nyata (real time) aktivitas vulkanik Gunung Karangetang melalui daring, sebut dia, akan memudahkan masyarakat melihat bagaimana kondisi salah satu gunung api aktif di Sulawesi Utara selain Gunung Soputan dan Gunung Lokon.
Data yang ditayangkan tersebut, lanjut Syahbana, dapat dijadikan pemerintah atau pengambil keputusan seperti badan penanggulangan bencana daerah menentukan langkah penanganan lebih lanjut.
"Data bisa dimutakhirkan dalam satu atau dua menit, paling lambat dalam lima menit. Siapa saja bisa mengaksesnya secara online," ujarnya.
Meski begitu, Syahbana menyadari belum semua warga di Pulau Siau (lokasi Gunung Karangetang) bisa mengakses secara online karena masih ada titik-titik yang belum bisa diakses jaringan telekomunikasi.
"Patuhilah rekomendasi-rekomendasi yang dikeluarkan oleh PVMBG," ajaknya.
Beberapa rekomendasi tersebut yaitu, masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (selatan) serta area perluasan sektoral dari kawah dua ke arah barat laut-utara sejauh empat kilometer dan dari kawah utama sejauh tiga kilometer ke arah barat.
Masyarakat di sekitar Gunung Karangetang dianjurkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
Selanjutnya, masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang meningkatkan kesiapsiagaan potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.