Minahasa Tenggara, Sulut (ANTARA) - Program Kemitraan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi (PKM-Unsrat), menggelar sosialisasi pencegahan terhadap perdagangan manusia, atau human traffiking bekerja sama dengan kelompok masyarakat Desa Molompar, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra).

"Kejahatan traffiking atau perdagangan perempuan akhir-akhir ini 
merupakan modus kejahatan baru yang mulai marak terjadi di tengah masyarakat. 

Korban kejahatan perdagangan perempuan tidak memandang mereka warga 
pedesaan ataupun perkotaan, anak-anak ataupun orang dewasa karena
berhubungan erat dengan kebutuhan ekonomi dan kemiskinan," kata akademisi Unsrat Cornelis Massie di Molompar.

Ia mengungkapkan Salah satu modus tindakan kekerasan trafficking sering dimulai dengan rekrutmen tenaga kerja wanita di desa-desa terpencil untuk dikirim bekerja di luar daerah bahkan menjadi tenaga kerja ke luar negeri. 

"Para perempuan di desa sangat rentan menjadi korban perdagangan manusia. Makanya penting dilakukan pencegahan secara dini antara lain melalui pemberian pemahaman hukum yakni melalui upaya sosialisasi dan penyuluhan," ujar Cornelis yang didampingi akademisi Unsrat lainnya Harold Anis.

Ia mengakui, dalam sejumlah permasalahan hukum motiv yang sering digunakan yakni tawaran menarik bekerja ke luar daerah, dengan gaji tinggi namun tanpa adanya jaminan hukum.

"Makanya perlu ada pemahaman bersama, khususnya kepada masyarakat agar tidak terjebak pada pelaku human traffiking. Selain itu memahami setiap aturan perundang-undangan yang berlaku," jelasnya.

Ia berharap melalui solusi ini, masyarakat di desa tidak dimanfaatkan para pelaku dengan rayuan gaji besar, namun menjadi korban perdagangan manusia.

"Kami berharap dari sosialisasi ini, masyarakat dapat terhindar atau menjadi korban perdagangan manusia baik itu antar daerah atau sampai ke antar negara," tandasnya.***2***

Pewarta : Arthur Ignasius Karinda

Copyright © ANTARA 2024