Manado (ANTARA) - Kolaborasi Pertamina dan WASI (Wanita Selam Indonesia) berhasil memecahkan rekor dunia penyelaman massal terbanyak (Most People Scuba Dive) yang melibatkan lebih kurang 3.300 penyelam yang juga diikuti penyelam dari berbagai negara. Pemecahan rekor tingkat dunia (Guinness World Records) ini, dilaksanakan di Pantai Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (3/8). 

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menyatakan Pertamina mendukung penuh seluruh kegiatan WASI terutama dalam kegiatan pemecahan rekor penyelaman massal terbanyak di dunia. Hal ini merupakan salah satu bentuk komitmen Pertamina dalam turut serta menjaga kelestarian biota bawah laut Indonesia sekaligus mendukung promosi wisata maritim. 

“Sebagai BUMN Migas yang banyak memiliki wilayah kerja di lautan, Pertamina memiliki komitmen kuat untuk terus menjaga pelestarian lingkungan pesisir serta sekaligus mempromosikan berbagai wisata laut yang kaya dengan keanekaragaman hayati,” ujar Fajriyah. 

Pertamina bersama WASI, lanjut Fajriyah, terus bergandeng tangan merangkul semua pihak yang memiliki kepedulian yang sama menjaga kelestarian lingkungan pesisir. Berbagai kegiatan yang telah dijalankan bersama WASI antara lain penanaman mangrove, pembersihan pantai serta edukasi penanganan sampah plastik kepada masyarakat pesisir. 

“Pertamina bersama WASI akan terus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk membangun kesadaran pentingnya menjaga kehidupan dan ekosistem laut serta menyadari pentingnya laut bagi kehidupan kita,” imbuh Fajriyah. 

Selain berhasil memecahkan rekor dunia penyelaman massal, Pertamina dan WASI juga berhasil memecahkan rekor dunia pembentangan bendera terbesar di bawah air (Largest Unfurled Flag Underwater). 

“Pemecahan rekor dunia pengibaran bendera merah putih, merupakan bagian dari penyambutan HUT ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia. Dengan semangat kemerdekaan, Pertamina akan terus menjaga keamanan energi nasional serta mendistribusikan energi ke seloroh pelosok negeri,” pungkas Fajriyah.


 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw

Copyright © ANTARA 2024