Manado (ANTARA) - Tomat sayur kembali menjadi pemicu deflasi Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang tercatat sebesar 1,21 persen.

"Kota Manado pada bulan Juli 2019 mengalami deflasi sebesar 1,21 persen, inflasi tahun kalender sebesar 3,50 persen dan inflasi “year on year” sebesar 4,53 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dr Ateng Hartono di Manado, Jumat.

Penyumbang deflasi terbesar di Kota Manado pada bulan Juli 2019 yaitu tomat sayur sebesar 1,6258 persen, sedangkan penyumbang Inflasi terbesar adalah beras sebesar 0,1971 persen.

"Tomat sayur memang sering menjadi pemicu inflasi Manado, karena harganya yang tiba-tiba mengalami peningkatan ataupun penurunan yang cukup tajam," katanya.

Dia menjelaskan komoditas yang memberikan sumbangan/andil terbesar terhadap deflasi Kota Manado adalah tomat sayur sebesar 1,6258 persen, cabai rawit sebesar 0,1441 persen, bawang merah sebesar 0,1259 persen, lemon sebesar 0,0886 persen, batu bata/tela sebesar 0,0861 persen, angkutan udara sebesar 0,0776 persen, sepeda motor sebesar 0,0368 persen, daging ayam ras sebesar 0,0336 persen, jeruk nipis/limau sebesar 0,0331 persen, dan telur ayam ras sebesar 0,0202 persen.

Komoditas yang memberikan sumbangan/andil inflasi terbesar adalah beras sebesar 0,1971 persen, nasi dengan lauk sebesar 0,1185 persen, mobil sebesar 0,0877 persen, mie sebesar 0,0855 persen, tindarung sebesar 0,0401 persen, baju kaos tanpa kerah/T-shirt sebesar 0,0345 persen, dokter umum sebesar 0,0327 persen, capcai sebesar 0,0323 persen, soto sebesar 0,0322 persen dan cakalang/sisik sebesar 0,0313 persen.

Inflasi Kota Manado pada bulan Juli 2019 disebabkan adanya penurunan indeks pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 6,30 persen, kelompok pengeluaran transport.

Komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,19 persen dan kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,13 persen.

Kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan indeks adalah kelompok pengeluaran sandang sebesar 3,28 persen, kelompok pengeluara kesehatan sebesar 2,65 persen, kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 2,18 persen da kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,08 persen.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024