Minahasa Tenggara, Sulut (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) mengklaim kasus Malaria di daerah tersebut mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir.
"Saat ini dari data kami, kasus Malaria sudah semakin menurun. Bahkan sekarang terendah dalam sepuluh tahun terakhir," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Mitra Helni Ratuliu di Ratahan.
Turunnya angka penderita malaria hingga 0,4 milimol (mmol) dari 100/1000 mmol selang 10 tahun terakhir menjadi salah satu hal yang memicu daerah endemik, Mitra, tereliminasi dari penyakit tersebut.
Hanya saja, pihak Dinkes tak memiliki angka para penderita penyakit malaria bawaan atau berulang.
“Angka penderita penyakit malaria untuk daerah Mitra memang menurun drastis, khususnya untuk kasus baru. Dan bahkan kita sudah masuk tahap eleminasi,” ungkap Helny Ratuliu yang didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, James Gosal.
Menurut Helny, dalam 3 tahun belakangan daerah Mitra tetap berada pada titik nol koma atau tak menyentuh angka satu. “Jika angka ini kami mampu pertahankan dalam tiga tahun berturut-turut, maka Minahasa Tenggara tidak lagi masuk dalam daerah endemik Malaria,” ujar Helny.
Berdasarkan laporan dari pihak Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di 12 kecamatan, saat ini Mitra kini tengah diuji daerah endemiknya.
Indikasi turunnya angka penderita malaria selain penyakit bawaan dikatakan mereka yakni kesadaran masyarakat yang sudah lebih memahami pentingnya lingkungan yang bersih.
“Misalkan, kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal, upaya 3M, penggunaan kelambu dan obat nyamuk dan upaya menekan timbulnya jentik-jentik nyamuk. Kami pun berharap hal ini dapat terus digalalakkan masyarakat, selain sosialisasi dari pihak kesehatan guna menekan timbulnya penyakit ini,” tandasnya.***3***
"Saat ini dari data kami, kasus Malaria sudah semakin menurun. Bahkan sekarang terendah dalam sepuluh tahun terakhir," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Mitra Helni Ratuliu di Ratahan.
Turunnya angka penderita malaria hingga 0,4 milimol (mmol) dari 100/1000 mmol selang 10 tahun terakhir menjadi salah satu hal yang memicu daerah endemik, Mitra, tereliminasi dari penyakit tersebut.
Hanya saja, pihak Dinkes tak memiliki angka para penderita penyakit malaria bawaan atau berulang.
“Angka penderita penyakit malaria untuk daerah Mitra memang menurun drastis, khususnya untuk kasus baru. Dan bahkan kita sudah masuk tahap eleminasi,” ungkap Helny Ratuliu yang didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, James Gosal.
Menurut Helny, dalam 3 tahun belakangan daerah Mitra tetap berada pada titik nol koma atau tak menyentuh angka satu. “Jika angka ini kami mampu pertahankan dalam tiga tahun berturut-turut, maka Minahasa Tenggara tidak lagi masuk dalam daerah endemik Malaria,” ujar Helny.
Berdasarkan laporan dari pihak Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di 12 kecamatan, saat ini Mitra kini tengah diuji daerah endemiknya.
Indikasi turunnya angka penderita malaria selain penyakit bawaan dikatakan mereka yakni kesadaran masyarakat yang sudah lebih memahami pentingnya lingkungan yang bersih.
“Misalkan, kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal, upaya 3M, penggunaan kelambu dan obat nyamuk dan upaya menekan timbulnya jentik-jentik nyamuk. Kami pun berharap hal ini dapat terus digalalakkan masyarakat, selain sosialisasi dari pihak kesehatan guna menekan timbulnya penyakit ini,” tandasnya.***3***