Manado (ANTARA) - Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) bersinergi dengan Bank Indonesia (BI) dalam memdorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Kerja sama dan kolaborasi antara Bank Indonesia dengan ISEI Manado Sulawesi Utara dalam upaya merespon berbagi perkembangan dan tantangan perekonomian Sulut dewasa ini," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Arbonas Hutabarat di Manado, Senin.
Sebagaimana diketahui bersama, katanya, bahwa berbagai perkembangan perekonomian global maupun nasional sedikit banyak juga berpengaruh di daerah khususnya Sulut.
Dia menjelaskan sedikit menilik perkembangan perekonomian Sulut yang nanti akan lebih dalam diulas dalam seminar, terihat bahwa dalam beberapa periode terakhir perekonomian Sulut.
Meskipun tumbuh relative tinggi dibandingkan nasional, katanya, namun pihaknya melihat pertumbuhan tersebut masih dapat didorong lebih tinggi.
Arbonas menjelaskan perkembangan terakhir, perekonomian Sulawesi Utara tahun 2018 tumbuh sebesar 6,01 persen.
Pertumbuhan tersebut, katanya, merupakan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara terendah selama 5 tahun terakhir.
Perlambatan konsumsi rumah tangga dan investasi ditengarai menjadi penyebab utama perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut.
Menyadari bahwa sebenarnya perekonomian Sulut mempunyai potensi pertumbuhan yang tinggi yang dapat didorong lebih lanjut untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.
"Maka Bank Indonesia dan ISEI Sulut menyelenggarakan seminar nasional seminar dengan tujuan untuk memperoleh masukan dan/atau solusi-solusi konkrit terutama dalam hal meningkatkan daya saing investasi di Sulawesi Utara," jelasnya.
Ketua ISEI Sulut Prof Paulus Kindangen mengatakan Bank Indonesia dan ISEI merasa sangat bahagia dengan kehadiran pembicara tingkat nasional, Edhie Purnawan yang merupakan anggota BSBI dan Faculty
Member.
"Kami meyakini bahwa paparan Pak Edhie nantinya akan menambah wawasan kita semua danmenjadi referensi yang sangat berharga dalam diskusi dan perumusan rekomendasi strategi kebijakan untuk kami sampaikan sebagai masukan bagi Pemerintah Daerah Sulut," katanya.
Paulus sebagai Ketua ISEI Sulut yang baru dilantik yakni penyelenggaraan seminar nasional pagi ini menjadi semakin bermakna, karena pada kesempatan pagi ini juga akan dilaksanakan satu kegiatan penting bagi
kalangan cendekia di Sulut, khususnya para Sarjana Ekonomi.
Sebagai rangkaian acara ini, dilakukan pelantikan pengurus ISEI Manado untuk periode kepengurusan tahun 2019 -2022.
Diharapkan, dengan kepengurusan yang baru, nantinya kerja sama erat dan sinergi yang baik antara Bank Indonesia denga ISEI Manado yang sudah terjalin selama ini akan dapat ditingkatkan.
"Kerja sama dan kolaborasi antara Bank Indonesia dengan ISEI Manado Sulawesi Utara dalam upaya merespon berbagi perkembangan dan tantangan perekonomian Sulut dewasa ini," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Arbonas Hutabarat di Manado, Senin.
Sebagaimana diketahui bersama, katanya, bahwa berbagai perkembangan perekonomian global maupun nasional sedikit banyak juga berpengaruh di daerah khususnya Sulut.
Dia menjelaskan sedikit menilik perkembangan perekonomian Sulut yang nanti akan lebih dalam diulas dalam seminar, terihat bahwa dalam beberapa periode terakhir perekonomian Sulut.
Meskipun tumbuh relative tinggi dibandingkan nasional, katanya, namun pihaknya melihat pertumbuhan tersebut masih dapat didorong lebih tinggi.
Arbonas menjelaskan perkembangan terakhir, perekonomian Sulawesi Utara tahun 2018 tumbuh sebesar 6,01 persen.
Pertumbuhan tersebut, katanya, merupakan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara terendah selama 5 tahun terakhir.
Perlambatan konsumsi rumah tangga dan investasi ditengarai menjadi penyebab utama perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut.
Menyadari bahwa sebenarnya perekonomian Sulut mempunyai potensi pertumbuhan yang tinggi yang dapat didorong lebih lanjut untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.
"Maka Bank Indonesia dan ISEI Sulut menyelenggarakan seminar nasional seminar dengan tujuan untuk memperoleh masukan dan/atau solusi-solusi konkrit terutama dalam hal meningkatkan daya saing investasi di Sulawesi Utara," jelasnya.
Ketua ISEI Sulut Prof Paulus Kindangen mengatakan Bank Indonesia dan ISEI merasa sangat bahagia dengan kehadiran pembicara tingkat nasional, Edhie Purnawan yang merupakan anggota BSBI dan Faculty
Member.
"Kami meyakini bahwa paparan Pak Edhie nantinya akan menambah wawasan kita semua danmenjadi referensi yang sangat berharga dalam diskusi dan perumusan rekomendasi strategi kebijakan untuk kami sampaikan sebagai masukan bagi Pemerintah Daerah Sulut," katanya.
Paulus sebagai Ketua ISEI Sulut yang baru dilantik yakni penyelenggaraan seminar nasional pagi ini menjadi semakin bermakna, karena pada kesempatan pagi ini juga akan dilaksanakan satu kegiatan penting bagi
kalangan cendekia di Sulut, khususnya para Sarjana Ekonomi.
Sebagai rangkaian acara ini, dilakukan pelantikan pengurus ISEI Manado untuk periode kepengurusan tahun 2019 -2022.
Diharapkan, dengan kepengurusan yang baru, nantinya kerja sama erat dan sinergi yang baik antara Bank Indonesia denga ISEI Manado yang sudah terjalin selama ini akan dapat ditingkatkan.