Manado (ANTARA) - Asosiasi Petani Kelapa Sulawesi Utara (APEKSU) berharap terbukanya jalur pelayaran Bitung-Davao Filipina  akan mampu memberi peluang bagi  petani kelapa dProvinsi Sulawesi Utara (Sulut).

"Kami mendapat info bahwa jalur perdagangan Bitung-Davao akan banyak mengekspor produk turunan kelapa dalam hal ini kopra, semoga memberi manfaat bagi petani kelapa, " kata Ketua Apeksu Sulut George Umpel di Manado, Rabu.

George mengatakan rencana ekspor kelapa butir dan kopra ke Filipina yang akan memanfaatkan jalur pelayaran niaga Davao-Bitung-Ho Chi Minh City, dengan menggunakan Kapal Baltic Summer berkapasitas 206 twenty-foot equivalent unit (TEU’s) dijadwalkan akan berlabuh di Bitung pada 2 Juli. 

Rencananya akan mengangkut sejumlah komoditas unggulan Sulut seperti kopra, jagung, dan kelapa butir. 

Dia mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada pembelian kelapa butir ataupun kopra yang dilakukan pengumpul untuk tujuan ekspor tersebut. 

Kendati demikian, dia mengharapkan kesepakatan dan kejelasan detail pengiriman kelapa tersebut dapat disampaikan kepada para petani. Dia menyambut positif rencana ekspor ini karena diharapkan dapat mengangkat kembali harga kelapa.

Goerge menuturkan, harga kopra saat ini adalah sekitar Rp4.500 per kilogram. Adapun, proses pembuatan kopra perkilogramnya membutuhkan sekitar 5—6 kelapa. 

Dia berharap, jika ekspor dalam bentuk kelapa butir benar terealisasi, harga jual yang diterima petani mencapai sekitar Rp2.500/butir.

Pengiriman kelapa butir ini diharapkan dapat mengangkat harga kelapa di Sulut, Karena saat ini industri pengolahan membeli kelapa dan kopra dengan harga murah lantaran jumlah bahan baku melebihi kapasitas produksi.
 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024