Manado (ANTARA) - Pasar Lelang Komoditas Agro (PLKA) ke-2 tahun 2019 oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mampu menciptakan transaksi sebesar Rp2,29 miliar.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Disperindag Sulut, Hanny Wajong mengatakan komoditas jagung dengan transaksi paling besar yakni sebesar Rp2,12 miliar.

"Kemudian, sisanya buah salak Rp 20 juta, dodol salak Rp2,4 juta, gula merah Rp75 juta, kacang sangrai Rp33 juta dan arang tempurung Rp35 juta," kata Hanny di Manado, Kamis.

PLKA ini, katanya, dilakukan guna mempertemukan petani dan pembeli secara langsung.

Hanny mengatakan ajang PLKA ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh petani dan pembeli sehingga transaksi dilakukan secara langsung tanpa ada perantara.

Ia menjelaskan PLKA dilakukan dengan maksud mendekatkan diri langsung ke pelaku usaha, petani, dan nelayan, sehingga bisa dipertemukan dengan pengusaha.

"Dengan demikian komoditi agro di daerah tersebut dapat tersalurkan kepada pembeli langsung, sehingga para petani dapat menikmati harga tinggi, karena dapat menjual langsung ke calon pembeli," katanya.

Tanpa PLKA, katanya, biasanya petani hanya menikmati keuntungan kecil, sebab harga dipermainkan oleh para tengkulak.

Hanny berharap baik para petani maupun UKM di Sulut memanfaatkan PLKA.

Dia menjelaskan perkembangan PLKA di Sulut saat ini cukup baik, sebab dari komoditas maupun nilai transaksi yang dilakukan oleh peserta dari tahun ke tahun terus meningkat.

"Saat ini berbagai komoditi dapat ditemui di PLKA mulai dari jagung, padi, gula aren, maupun perikanan. Hal ini tentu saja cukup menggembirakan," katanya.

Para pembeli pun tidak hanya berasal dari Sulut melainkan dari luar Sulawesi, seperti Surabaya.

Pihaknya terus memperbaiki dan menyosialisasikan PLKA kepada masyarakat yang berpotensial mengikuti kegiatan tersebut, karena berbagai manfaat dapat diperoleh mereka dengan mengikuti program tersebut.
 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024