Manado (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Utara (Sulut) dr Debie KR Kalalo MScPH mengatakan, kasus obesitas (kegemukan) di provinsi berpenduduk lebih dari 2,5 juta jiwa itu masuk peringkat tertinggi di Indonesia.
"Satu dari tiga orang di daerah ini mengalami obesitas," kata dr Debie di Manado, Sabtu.
Selain obesitas, dua penyakit tidak menular lainnya yang termasuk kategori tinggi yaitu stroke dan gagal ginjal kronik.
Ia mengungkap, sebanyak 14 di antara 1.000 orang di Sulut mengalami stroke (peringkat tiga nasional) dan lima di antara 1.000 orang menderita gagal ginjal kronik (peringkat tiga nasional).
Debie juga memaparkan, satu di antara tiga orang menderita hipertensi (darah tinggi), tiga dari antara 100 orang menderita diabetes melitus (kencing manis).
Selanjutnya, dua dari antara 1.000 orang menderita penyakit kanker serta 1-2 di antara 100 orang menderita sakit jantung.
Selain itu, sebanyak 2.585 warga Sulut yang tersebar di 15 kabupaten dan kota dikategorikan orang dengan gangguan jiwa berat (ODGJB), sedangkan gangguan penginderaan yang memeriksakan diri di rumah sakit mata sebanyak 6.837, sedangkan kelainan refraksi sebanyak 10.400 kasus.
"Kita akan membangun kerja sama dengan institusi keagamaan untuk mengkampanyekan gerakan masyarakat sehat," ujarnya.
"Satu dari tiga orang di daerah ini mengalami obesitas," kata dr Debie di Manado, Sabtu.
Selain obesitas, dua penyakit tidak menular lainnya yang termasuk kategori tinggi yaitu stroke dan gagal ginjal kronik.
Ia mengungkap, sebanyak 14 di antara 1.000 orang di Sulut mengalami stroke (peringkat tiga nasional) dan lima di antara 1.000 orang menderita gagal ginjal kronik (peringkat tiga nasional).
Debie juga memaparkan, satu di antara tiga orang menderita hipertensi (darah tinggi), tiga dari antara 100 orang menderita diabetes melitus (kencing manis).
Selanjutnya, dua dari antara 1.000 orang menderita penyakit kanker serta 1-2 di antara 100 orang menderita sakit jantung.
Selain itu, sebanyak 2.585 warga Sulut yang tersebar di 15 kabupaten dan kota dikategorikan orang dengan gangguan jiwa berat (ODGJB), sedangkan gangguan penginderaan yang memeriksakan diri di rumah sakit mata sebanyak 6.837, sedangkan kelainan refraksi sebanyak 10.400 kasus.
"Kita akan membangun kerja sama dengan institusi keagamaan untuk mengkampanyekan gerakan masyarakat sehat," ujarnya.