Manado, (Antaranews Sulut) - Dimensi kemiskinan lainnya yang perlu diperhatikan adalah indeks kedalaman dan indeks keparahan dari kemiskinan. Indeks kedalaman kemiskinan menggambarkan ketimpangan ratarata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. 

Kepala BPS Sulut Dr Ateng Hartono mengatakan indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

Selama periode Maret–September 2018, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Sulawesi Utara mengalami kenaikan. 

Indeks Kedalaman Kemiskinan pada Maret 2018 adalah 1,270 dan pada September 2018 naik menjadi 1,312. Sebaliknya, Indeks Keparahan Kemiskinan pada periode yang sama mengalami sedikit kenaikan dari 0,299 menjadi 0,301. 

Sementara itu, untuk periode September 2017 - September 2018, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga sama-sama mengalami kenaikan.

Selama periode Maret-September 2018, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di perdesaan mengalami kenaikan. Hal ini berarti rata-rata pengeluaran penduduk miskin di perdesaan cenderung jauh dari garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin makin besar. Sementara itu di daerah perkotaan nilai P1 dan P2 cenderung mengalami penurunan. 

Hal ini berarti rata-rata pengeluaran penduduk miskin di perkotaan cenderung makin dekat garis kemiskinan dan ketimpangan diantara penduduk miskin makin sempit.

Apabila dibandingkan antara daerah perkotaan dan perdesaan, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perdesaan lebih tinggi daripada di daerah perkotaan. Pada September 2018, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk daerah perdesaan tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan P1 daerah perkotaan. 
 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Nancy Lynda Tigauw
Copyright © ANTARA 2024