Manado,  (Antaranews Sulut) - Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey mengatakan, potensi geotermal yang ada di provinsi berpenduduk lebih dari 2,5 juta jiwa itu bisa dimaksimalkan hingga 2.000 megawatt.
    "Yang bisa kita manfaatkan sekarang ini baru sekitar 120 megawaat ditambah 500 kilowatt dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle," kata Gubernur Olly di Tomohon, Senin.
    Potensi panas bumi yang dimiliki daerah ini, lanjut Gubernur terbentang dari Bolaang Mongondow, Kota Kotamobagu, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa, hingga Kota Tomohon.
    "Kita terus berinovasi mengembangkan potensi panas bumi yang kita miliki ini, masih cukup besar potensi yang bisa kita kembangkan," ujarnya.
    Inovasi yang dimaksud Gubernur adalah kerja sama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan perguruan tinggi di Sulut seperti Universita Sam Ratulangi dan Politeknik Negeri Manado.
    Kerja sama ini, harap Gubernur Olly mampu mencetak sumber daya manusia yang bisa mengelola potensi panas bumi menjadi energi yang bisa dimanfaatkan untuk manusia dan pembangunan.
    Pemanfaatan energi baru dan terbarukan, lanjut Gubernur, akan terus dioptimalkan karena selain murah juga ramah lingkungan.
    Karena itu, dia berharap pemanfaatan energi baru terbarukan itu tidak merusak lingkungan dan menghasilkan polusi yang dapat merugikan manusia serta sektor pariwisata. 



    Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir (1) mengatakan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong pemanfaatan energi terbarukan (renewable energy).
    "Pemerintahan saat ini mengalokasikan anggaran bidang riset untuk renewable energy di bidang geotermal, gelombang, solar cell untuk menjadi energi," kata Menristek di Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut), Senin. 
    Saat ini, kata dia, telah dioperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle berkapasitas 500 kilowatt di Tomohon, Sulut, hasil penelitian bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan Pemerintah Federal Jerman melalui GeoForschungsZentrum (GFZ) German Research Centre for Geosciences.
    Teknologi ini, bisa juga dikembangkan di tempat lain seperti di Kamojang bahkan tempat lainnya yang memproduksi energi panas bumi.        Dia pun berharap, undang-undang yang akan disusun untuk pelaksanaan riset tidak tumpang tindih karena dilaksanakan kementerian  atau lembaga tetapi ke depan di bawah Kementerian Riset. 
    Menteri mengatakan, pembangunan hingga operasional PLTP Binary Cycle berkapasitas 500 kilowatt di Tomohon menelan anggaran sekitar Rp57 miliar yang berasal dari Pemerintah Jerman sebesar Rp45 miliar dan BPPT sebesar Rp12 miliar.
    "Kita akan terus mengembangkan pemanfaatannya dan mudah-mudahan terus didukung pemangku kepentingan terkait, pemerintah daerah, DPR, perguruan tinggi serta pihak lainnya," ujarnya.
    Dia pun mengharapkan, penyediaan sumber daya manusia di daerah ini bisa mengembangkan potensi geotermal yang dimiliki.
    "Kita bekerja sama dengan perguruan tinggi di Sulut seperti Universitas Sam Ratulangi dan Politeknik Negeri Manado, sasarannya adalah penyediaan sumber daya manusia yang bisa mengelola potensi yang dimiliki ," katanya.
  Gubernur Olly Dondokambey (1)
    Pertamina Geothermal Energy (PGE) berkomitmen mengembangkan energi bersih panas bumi yang ditunjukkan dengan dioperasikannya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle berkapasitas 500 kilowatt di Tomohon, Sulawesi Utara, Senin. 
    "Pembangunan dan pengoperasian PLTP ini merupakan penelitian bersama yang dilakukan antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan Pemerintah Federal Jerman, melalui GeoForschungsZentrum (GFZ) German Research Centre for Geosciences, yang didukung oleh PGE," kata Direktur Utama PGE Ali Mundakir di Tomohon.
    Ali Mundakir mengharapkan pembangkit listrik ini dapat beroperasi baik, reliable, dan terus memberikan manfaat bagi operasional di Lapangan Lahendong. 
    Selain itu diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan kapabilitas sumber daya manusia Indonesia, ujar Dirut pada acara serah terima PLTP Siklus Biner Lahendong dari GFZ Jerman ke BPPT. 
    Menristekdikti menyambut baik dukungan Pemerintah Jerman dalam pengembangan teknologi PLTP Siklus Biner.
     "Kami berharap serah terima PLTP Siklus Biner ini dapat menjadi langkah awal dari upaya besar pemanfaatan energi terbarukan dan peningkatan sumber daya manusia di bidang teknologi energi baru terbarukan dan panas bumi khususnya," ujarnya.
    Pada kesempatan yang sama Deputi Teknologi Informasi Energi dan Material (TIEM) BPPT, Eniya L. Dewi mengatakan, sistem PLTP 500 kilowatt Lahendong merupakan sistem "smale scale binary cycle plant".
    "PLTP ini memanfaatkan uap panas bumi basah yang tidak bisa digunakan PLTP konvensional. Selain itu, PLTP ini bisa juga digunakan untuk memanfaatkan air panas sisa PLTP konvensional sehingga menambah efisiensi total dan menambah kapasitas pembangkitan," katanya. 
    PLTP ini dapat digunakan sebagai model pemanfaatan sumur panas bumi dengan uap basah yang menjadi karakteristik kebanyakan sumber panas bumi di indonesia terutama Sumatera dan Sulawesi, jelas Eniya.
    Acara serah terima PLTP kapasitas 500 kilowatt dari GFZ German Research Centre for Geosciences ke BPPT ini dihadiri oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir didampingi Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Wali Kota  Tomohon Jimmy F Eman, kalangan perguruan tinggi serta undangan lainnya.***adv*** 
 
 
 

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Karel Alexander Polakitan
Copyright © ANTARA 2024