Manado, (Antaranews Sulut) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan Indonesia memiliki potensi panas bumi yang bisa dimaksimalkan hingga 29.000 megawatt.
    "Potensi yang kembangkan masih rendah, kalau kita kembangkan potensinya hingga 29.000 megawatt luar biasa," kata Menristek-Dikti pada serah terima PLTP kapasitas 500 kilowatt dari GFZ German Research Centre for Geosciences ke BPPT di Tomohon, Sulawesi Utara, Senin.
    Menteri mengatakan, belum dioptimalkannya seluruh potensi yang ada bukan karena penguasaan teknologi, akan tetapi sementara beralih pemikiran kepada pemanfaatan energi terbarukan.
    "Kita terus berupaya mendorong pemanfaatan potensi besar energi yang kita miliki di antaranya bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk meningkatkan sumber daya manusia," ujarnya.
    Sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, kata Menteri, ikut mencetak sumber daya manusia yang menguasai bidang energi seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada dan akan diikuti dengan perguruan tinggi lainnya seperti Universitas Sam Ratulangi serta Politeknik Negeri Manado.
    Menteri mengatakan, kerja sama dengan Pemerintah Jerman sangat bermanfaat sehingga diharapkan orang Indonesia bisa menguasai teknologi dalam pemanfaatan panas bumi.
    Saat ini telah dibangun dan dioperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle berkapasitas 500 kilowatt di Tomohon, Sulawesi Utara.
    PLTP ini merupakan penelitian bersama yang dilakukan antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan Pemerintah Federal Jerman, melalui GeoForschungsZentrum (GFZ) German Research Centre for Geosciences yang didukung oleh PGE.***1***

  

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Karel Alexander Polakitan
Copyright © ANTARA 2024