Minahasa, (Antaranews Sulut) - Bupati Minahasa Royke Roring menjajaki peluang kerja sama dengan sejumlah kota dan daerah di Jepang melalui program kemitraan 'sister city'.
"Ini adalah peluang yang bisa dimanfaatkan oleh Pemkab Minahasa untuk bekerja sama dengan beberapa pihak di Jepang lewat kemitraan sister city," kata Royke lewat siaran persnya dari Tokyo, Jepang.
Menjajaki peluang kerja sama tersebut, delegasi dari Pemkab Minahasa melakukan pertemuan di Ministry of Foreign Affair of Japan (MOFA) atau kantor Kementerian Luar Negeri yang berlokasi di Kota Tokyo.
"Dalam pertemuan dengan beberapa perwakilan pemerintah Jepang, dibahas mengenai peluang kerja sama tersebut," ujarnya.
Kerjasama tersebut lanjut dia, merupakan persetujuan antara dua kota atau daerah, negara bagian atau prefektur yang memiliki satu atau lebih kemiripan karakteristik. Dimana dua daerah tersebut terdapat pada dua daerah atau negara yang berbeda.
"Maksudnya kemiripan soal budaya, latar belakang sejarah atau jika dilihat dari segi geografis kedua daerah sama-sama sebagai daerah sentra pertanian, pantai atau daerah kepulauan," jelasnya.
Royke mencontohkan, kerjasama dapat dilakukan di sektor-sektor tertentu yang punya kemiripan, termasuk kerjasama di bidang tenaga kerja.
"Selain itu kita bisa lakukan kerja sama di bidang pertanian atau pariwisata dengan salah satu kota di Jepang. Dengan demikian akan tercipta hubungan yang saling membangun dan masyarakat akan menikmati manfaatnya nanti," tandasnya.***4***
"Ini adalah peluang yang bisa dimanfaatkan oleh Pemkab Minahasa untuk bekerja sama dengan beberapa pihak di Jepang lewat kemitraan sister city," kata Royke lewat siaran persnya dari Tokyo, Jepang.
Menjajaki peluang kerja sama tersebut, delegasi dari Pemkab Minahasa melakukan pertemuan di Ministry of Foreign Affair of Japan (MOFA) atau kantor Kementerian Luar Negeri yang berlokasi di Kota Tokyo.
"Dalam pertemuan dengan beberapa perwakilan pemerintah Jepang, dibahas mengenai peluang kerja sama tersebut," ujarnya.
Kerjasama tersebut lanjut dia, merupakan persetujuan antara dua kota atau daerah, negara bagian atau prefektur yang memiliki satu atau lebih kemiripan karakteristik. Dimana dua daerah tersebut terdapat pada dua daerah atau negara yang berbeda.
"Maksudnya kemiripan soal budaya, latar belakang sejarah atau jika dilihat dari segi geografis kedua daerah sama-sama sebagai daerah sentra pertanian, pantai atau daerah kepulauan," jelasnya.
Royke mencontohkan, kerjasama dapat dilakukan di sektor-sektor tertentu yang punya kemiripan, termasuk kerjasama di bidang tenaga kerja.
"Selain itu kita bisa lakukan kerja sama di bidang pertanian atau pariwisata dengan salah satu kota di Jepang. Dengan demikian akan tercipta hubungan yang saling membangun dan masyarakat akan menikmati manfaatnya nanti," tandasnya.***4***