Manado, (Antaranews Sulut) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengevaluasi program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) menjelang "Universal Access" tahun 2019.
"Sejak bergabung dengan program PPSP pada tahun 2012, secara bertahap dari 15 kabupaten dan kota yang ada di provinsi ini, daerah 14 di antaranya telah memiliki dokumen Strategis Sanitasi Kota (SSK) yang telah dimutakhirkan," kata Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Rudi Mokoginta, di Manado, Kamis.
Dia menambahkan, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, akses sanitasi layak terus meningkat.
"Angka buang air besar sembarangan atau BABS telah mengalami penurunan, bahkan terdapat banyak kelurahan/desa yang telah mencapai target nol BABS," jelasnya.
Karena itu menurut Mokoginta, menjelang tahun pencapaian target "universal access" di tahun 2019, capaian kinerja sudah harus dievaluasi sudah selayaknya bersama-sama kita mengevaluasi untuk mempercepat program PPSP ini.
"Universal Access" mencakup 85 persen terkait pemenuhan standar pelayanan minimal yang mencakup tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai sebesar 85 persen, sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota sebesar 15 persen.
Selanjutnya, tersedianya fasilitas pengurangan dan pemanfaatan kembali sampah perkotaan sebesar 20 persen, serta sistem penanganan sampah perkotaan sebesar 80 persen.
Sementara 15 persen sisanya berkaitan pemenuhan kebutuhan dasar yang mencakup layanan dan praktek dasar sederhana yang layak untuk kawasan kepadatan rendah dan daerah dengan tingkat kerawanan sanitasi rendah.
"Perlu menyamakan visi dan persepsi dan terevaluasinya pelaksanaan program PPSP 2018 dari tingkat pokja provinsi hingga kabupaten/kota," ajaknya.
Tiga daerah mendapatkan "Sanitasi Award" yaitu Kota Bitung (peringkat pertama), kemudian Kota Manado (peringkat kedua) dan Kota Kotamobagu (peringkat ketiga).
Daerah-daerah ini dinilai mampu menunjukkan kinerja membanggakan atas pelaksanaan program PPSP tahun 2017.
(K011).
(T.K011/B/I006/C/I006) 26-07-2018 08:55:08
"Sejak bergabung dengan program PPSP pada tahun 2012, secara bertahap dari 15 kabupaten dan kota yang ada di provinsi ini, daerah 14 di antaranya telah memiliki dokumen Strategis Sanitasi Kota (SSK) yang telah dimutakhirkan," kata Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Rudi Mokoginta, di Manado, Kamis.
Dia menambahkan, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, akses sanitasi layak terus meningkat.
"Angka buang air besar sembarangan atau BABS telah mengalami penurunan, bahkan terdapat banyak kelurahan/desa yang telah mencapai target nol BABS," jelasnya.
Karena itu menurut Mokoginta, menjelang tahun pencapaian target "universal access" di tahun 2019, capaian kinerja sudah harus dievaluasi sudah selayaknya bersama-sama kita mengevaluasi untuk mempercepat program PPSP ini.
"Universal Access" mencakup 85 persen terkait pemenuhan standar pelayanan minimal yang mencakup tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai sebesar 85 persen, sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota sebesar 15 persen.
Selanjutnya, tersedianya fasilitas pengurangan dan pemanfaatan kembali sampah perkotaan sebesar 20 persen, serta sistem penanganan sampah perkotaan sebesar 80 persen.
Sementara 15 persen sisanya berkaitan pemenuhan kebutuhan dasar yang mencakup layanan dan praktek dasar sederhana yang layak untuk kawasan kepadatan rendah dan daerah dengan tingkat kerawanan sanitasi rendah.
"Perlu menyamakan visi dan persepsi dan terevaluasinya pelaksanaan program PPSP 2018 dari tingkat pokja provinsi hingga kabupaten/kota," ajaknya.
Tiga daerah mendapatkan "Sanitasi Award" yaitu Kota Bitung (peringkat pertama), kemudian Kota Manado (peringkat kedua) dan Kota Kotamobagu (peringkat ketiga).
Daerah-daerah ini dinilai mampu menunjukkan kinerja membanggakan atas pelaksanaan program PPSP tahun 2017.
(K011).
(T.K011/B/I006/C/I006) 26-07-2018 08:55:08