Manado, (Antaranews Sulut) - Selama pelaksanaan kegiatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXV di Kota Manado, Sulawesi Utara, dengan peserta dari seluruh Indonesia yang mencapai puluhan ribu orang membawa berkah tersendiri bagi keluarga-keluarga di daerah tersebut.

Mengingat sejarahnya, pada tahun 1945, Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya. Namun, situasi bangsa ini belum begitu kondusif.

Untuk mempertahankan kemerdekaan, ada wajib militer bagi rakyat. Hal ini menjadikannya mereka berpisah dengan keluarga. Melalui perjuangan yang gigih, pada tanggal 22 Juni 1949 Belanda menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh.

Seminggu kemudian, tepatnya pada tanggal 29 Juni 1949, para pejuang kembali kepada keluarganya. Inilah yang melandasi lahirnya Hari Keluarga Nasional (Harganas).

Pada saat itu pengetahuan keluarga tentang usia nikah amat rendah. Keinginan kuat untuk mengganti keluarganya yang gugur dalam peperangan mengakibatkan perkawinan dini tinggi. Tentunya kesiapan yang kurang saat menikah dini?sangat?berpengaruh pada tingginya angka kematian ibu dan bayi ketika itu.

Harganas dimaksudkan untuk mengingatkan?kepada seluruh masyarakat Indonesia akan?pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara. Keluarga diharapkan menjadi sumber yang selalu menghidupkan, memelihara, dan memantapkan, serta mengarahkan kekuatan tersebut sebagai perisai dalam menghadapi persoalan yang terjadi.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulut Bidang UMKM Ivanry Matu mengatakan bahwa kegiatan Harganas XXV selama sepekan dirayakan di Kota Manado membawa berkah bagi pelaku UMKM di Sulut.

UMKM Sulut khususnya produk pangan dan kerajinan dalam penjualannya bisa meningkat hingga ratusan persen. Bahkan, para pelaku usaha sampai kewalahan menyiapkan produk masing-masing karena saking banyaknya permintaan.

UMKM, katanya, sangat mendambakan kegiatan-kegiatan seperti ini yang membawa angin segar bagi mereka, dan langsung menikmati dampaknya. Hal ini sangat penting karena UMKM mampu bertahan pada saat krisis ekonomi sekalipun.

Jika UMKM di suatu daerah cukup kuat, walaupun ada krisis ekonomi, mereka akan tetap bertahan, otomatis kegiatan ekonomi suatu daerah akan tetap berjalan seperti biasanya.

Kegiatan Harganas yang berlangaung sejak 1 s.d. 7 Juli 2018 di Kota Manado membuat UMKM Sulut meraup rezeki cukup banyak dari kondisi normal.



Ribuan Kemasan Terjual

Abon cakalang dan sambal roa laris dalam pameran perayaan Harganas XXV di Kota Manado, Sulut

Kartini Igirisa, pemilik UD Kartini Cakalann mengatakan bahwa pihaknya sampai kewalahan membuat abon dan sambal karena permintaan dari peserta Harganas yang relatif sangat tinggi.

Puluhan ribu orang menghadiri perayaan Harganas. Tamu dan warga antusias membeli abon cakalang, sambal roa, dan sambal tuna relatif sangat besar namun mampu dipenuhi.

Kartini harus membuat produk tersebut secara berulang-ulang. Akan tetapi, tetap bersemangat karena ini memberikan keuntungan yang luar biasa.

Ia menjelaskan bahwa abon cakalang habis terjual sebanyak 1.200 bungkus, sambal roa sebanyak 500 bungkus, dan sambal tuna 100 botol plastik.

Kartini menjual abon cakalang seharga Rp25 ribu, sambal roa Rp40ribu, dan sambal tuna Rp30 ribu. Harga ini sangat terjangkau. Jika membeli dalam jumlah yang banyak, konsumen bisa mendapatlan diskon.

Sampai malam terakhir, pihaknya masih melakukan pengepakan karena banyak permintaan melalui "online". Barang ini kemudian dikirim ke beberapa hotel di Manado.

Kegiatan itu, menurut dia, sangat baik dan memberikan omzet cukup besar bagi pelaku usaha industri rumah tangga di Sulut.

Harganas pokonya membawa berkah bagi pelaku usaha di Manado dan berharap kegiatan serupa akan terus dilakukan di Sulut. Kegiatan Harganas ini, menurut dia, sangat berdampak positif bagi UMKM di Sulut.

Dengan adanya pameran Harganas, kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Jenny Karouw, membuat industri kecil menengah di Sulut makin maju dan berinovasi.



Naik 200 Persen

Animo peserta Harganas membeli makanan khas Manado, Sulut yakni klapertart sangat tinggi.

Pemilik usaha Christin Klapertart Elsje Christine Sumangkut mengatakan bahwa pihaknya menjual klapertar sampai ratusan paket selama pelaksanaan Harganas di Manado.

Sebagian besar, kata dia, membeli dengan rasa "original" dengan range pembelian dari Rp200 ribu hingga Rp1 juta per orang.

Walaupun hampir kewalahan membuat klapertart, pihaknya tetap memberikan pelayanan yang terbaik dalam memdukung program pemerintah.

Upaya Pemerintah Provinsi Sulut dan pusat mengadakaan kegiatan nasional di Sulut harus diapresiasi karena memberi dampak pada pelaku usaha pangan di Manado dan sekitarnya.

Kegiatan Harganas memberikan dampak ekonomi cukup baik bagi UMKM Sulut. Bahkan, membuat penjualan klapertart meningkat dari 30 persen hingga 200 persen.

Selain klapertart, peserta Harganas juga membeli banyak sekali oleh-oleh pangan dengan harga yang relatif murah meriah.

Klappertart di Indonesia dikenal sebagai kue khas Manado dengan bahan dasar kelapa, tepung terigu, susu, mentega, dan telur. Makanan tersebut merupakan pengaruh saat zaman pendudukan Belanda di Manado.

Klapertar ini paling nikmat bila disantap dalam keadaan dingin jadi tidak boleh dibiarkan terlalu lama di luar pendingin. Klapertart termasuk kue yang mengandung kalori yang relatif cukup tinggi.

Klapertart adalah ikon daerah Sulawesi Utara (Manado) juga telah masuk dalam Makanan Khas Nusantara bersama dengan 30 jenis makanan lainnya dari berbagai daerah.

Saat ini Klapertart sudah dikembangkan menjadi berbagai macam rasa atau flavor, ada rasa durian, chocolate, keju, rum raisin, blueberry, dan tentunya "original".



Restoran Ikan Laris

Kegiatan Harganas Ke-25 ini pula mampu meningkatkan omzet penjualan rumah makan atau restoran ikan di Kota Manado.

Pemilik Rumah Makan Ocean 27 Manado Ivanry Matu memgatakan bahwa penjualan selama pelaksanaan Harganas di Sulut memgalami peningkatan hingga 30 persen dari kondisi normal.

Ivanry Ivanry yang juga sebagai Wakil Ketua Kadin Sulut mengatakan bahwa peserta Harganas sebagian besar sangat meminati menu ikan bakar dan ikan woku di Manado, sehingga pihaknya harus mempersiapkan stok ikan lebih banyak daripada biasanya.

Namun, stok tidak perlu khawatir karena pihaknya sudah bekerja sama dengan para nelayan di Kota Manado dan sekitarnya.

Ia memberikan apresiasi kepada pemerintah pusat dan daerah karena kegiatan nasional ini sangat membantu pelaku usaha di Manado. Apalagi, Manado terkenal dengan wisata kulinernya sehingga momen ini dapat dimanfaatkan dengan baik.



Perhiasan Limbah Ikan

Perhiasan dari limbah sisik ikan laris manis di pameran UMKM Harganas Ke-25 di Kota Manado.

"Saya tidak menyangka animo masyarakat membeli perhiasan sisik ikan sangat tinggi," kata Yanni, pelaku usaha perhiasan dari limbah ikan.

Menurut dia, yang datang membeli perhiasan sisik ikan dari Sulut mulai dari pejabat sampai masyarakat biasa. Sampai-sampai istri Mendagri Ny. Tjahjo Kumolo tertarik dan langsung membeli.

Jumlah item yang terjual tidak terlalu banyak karena harga yang ditawarkan memang di atas karena seimbang dengan pembuatannya.

Ia menjual dengan harga mulai dari Rp50 ribu hingga Rp450 ribu per item. Ada anting, kalung, gelang, hiasan pakaian, dan masih banyak lagi produk perhiasan yang ditawarkan.

"Sebagian besar peserta Harganas membeli anting dan kalung," katanya.

Pehiasan dari sisik ikan ikan, bukan sembarangan sisik. Menurut dia, hanya dari ikan tertentu saja yang memiliki kualitas lebih baik dari ikan lainnya.

Yanni hanya memilih sisik ikan kakap. Soalnya sisik ikan ini adanya di daerah perairan Sulawesi Utara, ikannya besar-besar jadi sisiknya pun besar-besar.

Sisik yang dibuang ini bisa jadi perhiasan yang punya nilai tambah sangat tinggi.

Ketua TP PKK Provinsi Sulut Ny. Rita Dondokambey-Tamuntuan bantu promosikan produk unggulan UMKM Sulut di Pameran Harganas.

Rita mengatakan bahwa produk UMKM Sulut terlebih produk kuliner sangat diminati oleh pengunjung pameran. Banyaknya varian kuliner Sulut sehingga pengunjung pameran banyak pilihan.

Terlebih produk hasil perikanan yang merupakan salah satu produk unggulan Sulut, seperti Cakalang dan Roa banyak diminati oleh pembeli.



(T.KR-NCY/C/D007/D007) 08-07-2018 10:24:28

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Nancy Lynda Tigauw
Copyright © ANTARA 2024