Manado, (Antaranews Sulut) - Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara layak menjadi contoh toleransi antarumat beragama karena kendati mayoritas penduduk beragama Kristen Protestan, namun pemeluk Katolik, Islam, Konghucu, Buddha, Hindu dan Yahudi hidup tenang dan damai di daerah berjuluk Nyiur Melambai tersebut.

Seluruh warga menjaga pula kelancaran perayaan hari besar semua agama, seperti contoh remaja masjid di Manado menjaga gereja saat Natal, Paskah, perayaan lainnya, kemudian pemuda gereja juga ikut mengamankan masjid-mnasjid dan lapangan saat shalat Idul Fitri dan Idul Adha.

Sehingga, Kota Manado kembali mendapat penghargaan sebagai kota paling toleran di Indonesia. Setelah Setara Institute, penghargaan kedua datang dari Sindo Weekly Government Award 2018.

Wali Kota Manado GS Vicky Lumentut mengatakan penghargaan ini merupakan apresiasi kepada masyarakat Kota Manado yang rukun serta menerapkan sikap hidup toleran.

Penghargaan yang diterima Kota Manado untuk kategori kota toleran menjadi motivasi untuk terus mempertahankan sikap hidup toleran.

Namun yang paling penting, kehidupan rukun yang menjunjung tinggi toleransi di Kota Manado bukanlah untuk mengejar penghargaan, tetapi wujud kebersamaan sebagai warga Kota Manado tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan antar umat beragama.



Festival Ramadhan

Kendati bukan agama mayoritas di Sulut namun pemerintah setempat menggelar Festival Ramadhan tahun 2018 di Kota Manado yang diharapkan bisa lebih mempererat toleransi antarumat beragama di daerah tersebut.

Asisten I Pemprov Sulut Edison Humiang mengatakan

dalam Festival Ramadhan ini walaupun yang menjual barang umat Muslim tapi, yang datang membeli sebagian besar masyarakat non-Muslim.

Hubungan yang baik ini diharapkan semakin terjalin, apalagi saat ini berbagai teror sedang dilakukan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab yang ingin memecah belah Bangsa Indonesia," jelasnya.

Dia berharap, kegiatan Festival Ramadhan semakin meningkatkan ibadah kepada Yang Maha Kuasa, terlebih umat Muslim yang sedang menjalankan puasa.

Ketua PHBI Sulut Sahrul Poli mengatakan panitia melibatkan puluhan usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) dalam Festival Ramadhan tersebut, menjual nasi campur, bakso, minuman dingin, takjil, dan masih banyak lagi.

"Untuk membantu masyarakat mendapatkan makanan berbuka puasa selama Ramadhan," jelasnya.

Ada sekitar 28 usaha kecil yang ikut bagian dalam Festival Ramadhan tahun 2018 di Kawasan Megamall Manado.

"Ini kesempatan yang baik, bagi UMKM untuk meraup rezeki di bulan Ramadhan," katanya.

Setiap hari animo masyarakat Kota Manado dan sekitarnya untuk datang ke Festival Ramadhan kali ini sangat tinggi.

Selain masyarakat di Kota Manado, ada juga yang dari Kota Bitung, Kota Tomohon, Minahasa, yang datang hanya untuk berbuka puasa di Festival Ramadhan.

Festival Ramadhan ini diharapkan menjadi berkah baik UMKM maupun masyarakat yang datang membeli.

Berbagai kegiatan digelar dalam menyemarakan Ramadhan 2018 di antaranya lomba bangun sahur, grand final kasidah modern, Muslim Fashion Festival 2018 ke-2 dan kegiatana malam Nuzulul Quran.

Begitu pula untuk lomba lainnya bisa menghubungi panitia yang ada di lokasi festival berlangsung mulai 15 Mei-14 Juni 2018.

Festival ramadhan kali ini pengunjungnya cukup luar biasa, setiap harinya rata-rata 1.500 hingga 1.800 orang.

Poli berharap dengan banyaknya jumlah kunjungan ini akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan UMKM di Sulut.

Animo masyarakat yang berkunjung serta berbelanja di Festival Ramadhan ini, diharapkan akan semakin tinggi jelang Lebaran tahun 2018.



Kebersamaan

Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey terus mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga toleransi kebersamaan serta ketertiban agar daerah nyiur melambai terus dalam suasana damai.

Olly mengajak seluruh komponen masyarakat dan pemerintah untuk tetap bersinergi dan tetap menjaga toleransi bersama dalam membangun Sulut lebih baik lagi.

Gubernur menyampaikan dalam membangun daerah dan umat beragama harus ada kerja sama antara pemerintah provinsi dan kabupaten kota agar pembangunan akan berjalan selaras dan baik.

Pemerintah Provinsi Sulut juga melakukan Safari Ramadhan di kabupaten kota yang memiliki jumlah penduduk melakukan Lebaran paling banyak seperti di Kabupaten Bolaang Mongondow.

Gubernur Olly menyampaikan bahwa kegiatan Safari Ramadhan ini dilaksanakan pemerintah provinsi sulut sebagai bentuk saling menghargai dan menghormati antar pemeluk agama, khususnya umat muslim yang sedang melaksanakan ibadah puasa.

Ia mengajak semua pihak agar menjaga kerukunan ini sehingga daerah kita tetap aman dan tentram. Jika daerah damai dan aman maka para investor tidak takut untuk berinvestasi di daerah dan secara otomatis daerah kita akan berkembang dan masyarakat pasti sejahtra dan Sulut akan semakin hebat.

Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw saat melakukan Safari Ramadhan mengatakan masyarakat di di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang merupakan berbatasan wilayah Sulut dengan provinsi Gorontalo.

Namun kerukunan dan sikap toleransi yang tinggi di wilayah tersebut patut diacungi jempol.

Pihaknya berharap sikap ini menjadi contoh yang baik bagi daerah lain, juga di seluruh Indonesia.

(T.KR-NCY/B/S027/S027) 07-06-2018 09:12:50

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Nancy Lynda Tigauw
Copyright © ANTARA 2024