Talaud,  (Antaranews Sulut) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan (Pemkabkep) Talaud, Sulawesi Utara, menunjukan kepedulian terhadap burung sampiri yang merupakan hewan endemik setempat. 

"Pemerintah memberikan perlindungan kepada burung sampiri yang memiliki nama latin Eos histrio talautensis atau yang dikenal sebagai nuri Talaud, karena sudah hampir punah," kata Plt. Bupati Talaud, Petrus Tuange, di Melonguane, Talaud, Senin. 

Tuange mengatakan, sebagai bentuknya, sudah dibuat kesepakatan antara jajaran pemerintah dengan Herbianto Potoboda sebagai Kepala Resort Suaka Margasatwa Karakelang Utara untuk memberikan perlindungan terhadap burung endemik Talaud tersebut. 

Dia mengatakan, dukungan serta komitmen pemerintah daerah yang sudah termuat dalam dokumen tersebut segera ditindaklanjuti dengan penerbitan peraturan daerah (Perda) tentang perlindungan burung nuri Talaud Sampiri. 

"Selain itu akan dilakukan sosialisasi sistem pertanian organik, pengurangan penggunaan pestisida dan pupuk berbahan kimia sintetik, dan penanggulangan hama sexava," katanya. 

Selain itu, kata Tuange, pemerintah juga akan melakukan gerakan pembersihan lahan dan penggaraman tanaman kelapa, mempromosikan daerah atau destinasi ekowisata, membuat atau menyediakan gerai untuk produk olahan organik khas Talaud, dan membantu perizinan pan gan industri rumah tangga. 

"Bukan hanya itu, kami juga akan memasukan perlindungan burung endemik Talaud sebagai mata pelajaran muatan lokal di semua strata pendidikan daerah tersebut," katanya. 

Bahkan Tuange mengatakan, pemerintah juga menjadi menjadikan burung tersebut sebagai maskot daerah, supaya bisa mewujudkan Talaud Lestari.

Kesepakatan yang antara Pemkab Talaud itu dihadiri juga oleh Tonny M.T Gagola, S.Pd, M.Si. sebagai Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Drs. Alex Sahadula, MM, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Ordik Rompah, M.Si Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Habel Salombe, S.Pd. ME sebagai Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Andris Tarelluan, SIP. M.Si Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dra. Jety A. Megansa, ME sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup. *** 


Pewarta : Joyce Bukarakombang
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024