Manado, (Antara) - Inflasi yang terkendali dan stabil akan memberikan dampak terhadap minat investor atau masyarakat untuk membeli Obligasi Negara Ritel atau Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri ORI-14 tahun 2017.

"Inflasi yang terkendali pada level kondusif bagi investasi juga menjadi faktor yang dipertimbangkan untuk memegang ORI 14," kata kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut Soekowardojo di Manado, Rabu.

Dia mengatakan sehingga inflasi di daerah juga perlu stabil sehingga minat masyarakat beli ORI 14 di tahun 2017 ini semakin banyak.

"Kami berharap inflasi baik nasional maupun khususnya Provinsi Sulut, akan tetap terkendali," katanya.

Menurut pengalaman perbankan yang beraktivitas di Sulut yang dipercayakan pemerintah memasarkan ORI, selalu habis terjual.

"Sehingga, jika inflasi aman dan terkendali, pasti akan semakin banyak masyarakat yang berminat berinvestasi di ORI 14," katanya.

Selain itu, katanya, kenaikan rating negara RI ke investment grade oleh lembaga pemeringkat, juga menunjukkan tingginya tingkat keamanan memegang surat berharga pemerintah, disisi lain Pemerintah akan semakin murah dlm memperoleh pembiayaan bagi pembangunan, karena membaiknya prospek berinvestasi di Indonesia.

"Hal ini merupakan faktor pendorong juga bagi masyatakat untuk menanamkan dana di ORI 14," jelasnya.

Area Head OCBS NISP Regional 10 Cecilia Ranti mengatakan Bank OCBC NISP menawarkan ORI014 kepada masyarakat di Provinsi Sulut dengan kuota dari pemerintah sebesar Rp500 miliar secara nasional.

Tahun 2017 Pemerintah mengeluarkan ORI 14 dengan imbal hasil 5,85 persen p.a gross (potong pajak 15 persen).

Dia mengatakan setara bunga deposito 6,21 persen p.a gross jangka waktu tiga tahun.

"Dan, masa penawaran sejak 29 September- 19 Oktober 2017," katanya.

OCBC NISP, katanya mengajak masyarakat berinvestasi mulai dengan Rp5 juta hingga Rp3 miliar melalui ORI 14 karena kuota terbatas.***3***




Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024