Manado, (Antara) - Kementerian Luar Negeri melakukan kajian pola kemitraan negara-negara yang tergabung dalam organisasi BIMP-EAGA, kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Utara Happy Korah, Senin.
"Prinsipnya kunjungan kerja Kemenlu terkait dengan riset kerja sama Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area atau BIMP EAGA. Jadi akan dikaji apakah memberikan dampak positif atau tidak," kata Korah di Manado.
Tak hanya itu, kata dia, riset yang dilakukan itu juga untuk mengetahui kemitraan di bidang apa saja yang berjalan baik, dan mana yang perlu lagi didorong.
"Kemitraan antarnegara-negara Asean Timur itu diharapkan membawa keuntungan. Jadi akan dikaji apakah memberikan keuntungan atau tidak," ujarnya.
Dia mencontohkan, Indonesia mengeskpor berbagai produk ke sejumlah negara yang tergabung dalam organisasi itu, namun sangat diharapkan ada keseimbangan produk impor yang masuk ke negara ini.
"Akan dikaji lagi mana produk yang menguntungkan untuk diekspor. Misalkan komoditi pala. Apabila lebih menguntungkan diekspor ke pasar eropa, akan diarahkan ke sana dan dicari produk lainnya yang bisa dilempar ke pasar negara-negara Asean timur itu," katanya lagi.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan era Gubernur Sinyo H Sarundajang itu menambahkan, produk unggulan negara tetangga Filipina hampir sama dengan Indonesia.
Misalkan di bidang perikanan, Indonesia cukup banyak potensinya sementara Filipina kekurangan bahan batu ikan.
"Celah itu (kekurangan bahan baku) kita masuk dengan menawarkan kerja sama bilateral. Intinya adalah pola kemitraan yang dilakukan negara-negara yang tergabung dalam BIMP-EAGA itu membawa keuntungan bersama dan tidak harus saling merugikan," ujarnya.
Lagi kata dia, selain perikanan ada banyak juga potensi yang ada di Indonesia termasuk di dalamnya Sulawesi Utara yang bisa dikerjasamakan untuk meningkatkan perekonomian negara-negara di kawasan ini.***4***
(T.K011/B/G004/G004) 10-07-2017 17:20:24
"Prinsipnya kunjungan kerja Kemenlu terkait dengan riset kerja sama Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area atau BIMP EAGA. Jadi akan dikaji apakah memberikan dampak positif atau tidak," kata Korah di Manado.
Tak hanya itu, kata dia, riset yang dilakukan itu juga untuk mengetahui kemitraan di bidang apa saja yang berjalan baik, dan mana yang perlu lagi didorong.
"Kemitraan antarnegara-negara Asean Timur itu diharapkan membawa keuntungan. Jadi akan dikaji apakah memberikan keuntungan atau tidak," ujarnya.
Dia mencontohkan, Indonesia mengeskpor berbagai produk ke sejumlah negara yang tergabung dalam organisasi itu, namun sangat diharapkan ada keseimbangan produk impor yang masuk ke negara ini.
"Akan dikaji lagi mana produk yang menguntungkan untuk diekspor. Misalkan komoditi pala. Apabila lebih menguntungkan diekspor ke pasar eropa, akan diarahkan ke sana dan dicari produk lainnya yang bisa dilempar ke pasar negara-negara Asean timur itu," katanya lagi.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan era Gubernur Sinyo H Sarundajang itu menambahkan, produk unggulan negara tetangga Filipina hampir sama dengan Indonesia.
Misalkan di bidang perikanan, Indonesia cukup banyak potensinya sementara Filipina kekurangan bahan batu ikan.
"Celah itu (kekurangan bahan baku) kita masuk dengan menawarkan kerja sama bilateral. Intinya adalah pola kemitraan yang dilakukan negara-negara yang tergabung dalam BIMP-EAGA itu membawa keuntungan bersama dan tidak harus saling merugikan," ujarnya.
Lagi kata dia, selain perikanan ada banyak juga potensi yang ada di Indonesia termasuk di dalamnya Sulawesi Utara yang bisa dikerjasamakan untuk meningkatkan perekonomian negara-negara di kawasan ini.***4***
(T.K011/B/G004/G004) 10-07-2017 17:20:24