Tomohon, (AntaraSulut) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tomohon, Sulawesi Utara memantau kemunculan air di sejumlah rumah warga Kelurahan Paslaten II sejak Minggu (19/2) lalu.

"Kemunculan air di rumah warga ada yang di lantai kamar tidur, di halaman, sumur-sumur masyarakat, fondasi bangunan hingga ruas jalan terus kami pantau. Apalagi ini sudah memasuki hari keempat," kata Kepala DLH Tomohon Octavianus Mandagi, di Tomohon, Kamis.

Dugaan awal Mandagi, kemunculan air di permukaan tanah itu akibat tinggi curah hujan, sehingga kantong-kantong air tidak mampu menampung dan akhirnya muncul ke permukiman.

"Jadi air yang ada di daerah tinggi meluncur ke wilayah yang lebih rendah, apalagi daerah tempat kemunculan air itu sedikit berbentuk cekungan. Karena tidak mampu lagi menampung limpahan air, pada akhirnya muncul ke permukaan," ujarnya lagi.

Pihaknya akan memantau hingga dua pekan ke depan untuk memastikan kemunculan air ke permukaan hanya diakibatkan curah hujan tinggi.

Menurut mantan Kepala Dinas Tata Ruang, Pertamanan dan Persampahan Tomohon itu, apabila selang dua pekan tidak terjadi penurunan volume, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Dinas Pertambangan, PDAM ataupun ahli hidrologi untuk melakukan kajian.

"Bila semua titik kemunculan air ini digabung bisa mencapai 10 liter per detik. Seperti yang bisa dilihat sekarang, limpahan air memenuhi saluran dekat permukiman penduduk," katanya pula.

Setelah terjadi curah hujan ekstrem pada Minggu (19/2), warga menemukan fenomena alam muncul air ke permukaan, jernih dan tidak berbau. Menurut warga, kejadian seperti ini pernah dialami pada tahun 1971 silam.***4***



Budisantoso Budiman

(T.K011/B/B014/B014) 23-02-2017 22:57:35

Pewarta : Karel A Polakitan
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024