Tomohon, (AntaraSulut) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tomohon, Sulawesi Utara mengatakan banjir yang terjadi pada Minggu (19/2) di sejumlah titik akibat cekdam (dam pengendali) tidak mampu menampung curah hujan.

"Curah hujan saat itu tinggi sehingga cekdam yang ada di bukit Wawo tidak bisa menampungnya. Akibatnya air meluap dan melintasi permukiman penduduk yang ada di sejumlah kelurahan," kata Kepala BPBD Robby Kalangi di Tomohon, Selasa.

Kalangi menampik apabila banjir yang terjadi akibat pemanfaatan lahan di bukit Wawo tidak berwawasan konservasi.

"Tidak demikian. Memang curah hujan cukup tinggi, sama seperti air yang ditumpahkan satu kali sehingga aliran air permukaan berlangsung deras," katanya.

Karena itu, kata dia, BPBD akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum terkait dengan kondisi cekdam yang tidak mampu menampung limpasan air hujan.

"Secepatnya kami akan berkoordinasi, bisa saja akan dibangun cekdam baru atau menambah volume tampung. Kapasitas tampung cekdam saat ini hanya sekitar 15.000 meter kubik," ujarnya.

Mantan Camat Tomohon Selatan ini berharap warga tetap mewaspadai cuaca ekstrem yang kerap melanda Kota Tomohon sejak awal tahun.

"Kami berharap warga berhati-hati apabila melakukan aktivitas di luar ruangan bila dalam kondisi cuaca hujan lebat atau angin kencang. Beberapa waktu lalu akibat hujan lebat dan angin kencang terjadi pohon tumbang di ruas jalan penghubung Tomohon-Manado sehingga tidak bisa dilintasi. Tetaplah waspada," ajaknya.***4***






Pewarta : Karel A Polakitan
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024