Bitung,  (AntaraSulut) - Wali Kota Bitung Maxmiliaan Jonas Lomban mengatakan kualitas kehidupan masyarakat Kota Bitung Sulawesi Utara (Sulut) menurun berdasarkan hasil data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 70,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya 76.66 persen.

"Penyebab turunnya IPM ini akibat lapangan kerja sektor perikanan berkurang sejak moratorium Kementrian Kelautan dan Perikanan pada Oktober 2014," kata Lomban, di Bitung Kamis.

Menurut Lomban, pembangunan manusia mengutip isi Human Development Report (HDR) pertama tahun 1990, yakni suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki oleh manusia.

Diantara banyak pilihan tersebut, kata Lomban, pilihan yang terpenting berumur panjang dan sehat, berilmu pengetahuan serta mempunyai akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak.

IPM, lanjutnya, mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup dan sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar.

Ia mengatakan, ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor seperti Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka harapan hidup waktu lahir.

Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan, kata Lomban menggabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah.

"Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok," ungkapnya.

Dia mengatakan yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak.

Lomban menambahkan, penghitungan indeks daya beli dilakukan berdasarkan 27 komoditas kebutuhan pokok.***4***



(T.KR-FML/B/G004/G004) 20-10-2016 21:18:43

Pewarta : Marlita Korua
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024